Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barat dan Arab Terperangah

Kompas.com - 07/02/2012, 07:26 WIB

Kantor Kepresidenan Tunisia menegaskan, Tunisia mulai melakukan prosedur pengusiran dubes Suriah dari Tunisia dan pencabutan pengakuan terhadap rezim Presiden Bashar al Assad.

Presiden Tunisia Moncef Marzuki mengatakan, solusi Suriah adalah Presiden Bashar al Assad harus hengkang.

PM Tunisia Hamadi el Jebali menyerukan agar menggusur dubes-dubes Suriah dari negara-negara Arab. Ia mengecam keras tindakan Rusia dan China menggunakan dua kali hak veto untuk menggagalkan rancangan resolusi DK PBB yang dirancang bersama Liga Arab-Uni Eropa.

Dalam konteks internasional, Menlu AS Hillary Clinton menyerukan agar dibentuk koalisi internasional di luar konteks payung PBB yang terdiri dari negara-negara sahabat rakyat Suriah untuk mendukung konsep perubahan di Suriah melalui proses politik secara damai. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menyatakan mendukung seruan Menlu Clinton itu.

Menurut Clinton, kelompok komunikasi para sahabat Suriah itu mirip dengan kelompok komunikasi sahabat rakyat Libya yang berandil menumbangkan rezim Moammar Khadafy.

Dewan Nasional Suriah (SNC) juga menyatakan berniat meminta Majelis Umum PBB mengeluarkan keputusan internasional yang mendukung rakyat Suriah serta mendukung pembentukan kelompok komunikasi internasional untuk membantu perjuangan rakyat Suriah serta mengucilkan rezim Presiden Assad.

Menurut pengamat politik asal Palestina, Abdel Bari Atawan, tindakan Rusia dan China menggunakan hak vetonya bukan disebabkan faktor ekonomi. Suriah bukan negara minyak dan tidak memiliki aset miliaran dollar AS di luar negeri. China dan Rusia hanya ingin menghentikan hegemoni Barat dan ingin membangun peta kekuatan baru yang lebih berimbang di pentas internasional.

Menurut Atawan, Rusia dan China tidak membela rezim Presiden Assad, tetapi lebih ingin membangun etika politik agar tidak terjadi kesewenang-wenangan di kancah internasional. Kesempatan untuk ini tampak semakin terbuka seiring dengan kekuatan ekonomi Rusia dan China yang terus meningkat. Sebaliknya, ekonomi AS dan Eropa semakin susah. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com