Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Berang kepada Militer

Kompas.com - 03/02/2012, 02:43 WIB

Mengapa pintu keluar mendadak ditutup juga merupakan sebuah keanehan. ”Kami hanya dihadapkan pada dua pilihan, yakni kami menghadapi kematian dari belakang atau terjebak pintu yang sudah tertutup,” kata Ghaffar.

Dengan kata lain, pendukung Al-Ahly sudah terancam para pengejar dan di sisi lain tak bisa melarikan diri karena pintu tertutup. Ghaffar mengatakan, saat sudah terjebak, para pendukung Al-Ahly kemudian dipukuli oleh pendukung Al-Masry.

Mahmoud Ibrahim (22), pendukung Al-Ahly, Kamis, mengunjungi dua rekannya yang tewas di rumah sakit di Kairo, sekitar 225 kilometer di tenggara Port Said, lokasi pertandingan. ”Saat lampu mati, massa saling membunuh. Kami terjerembap dan mencoba menghindar. Setiap orang sudah dalam posisi terdesak. Di bawah saya sudah ada tiga orang tertindih dan saya juga sudah dalam posisi terdesak. Bernapas pun menjadi susah dan semua orang saling mendesak yang lain untuk mencari celah agar bisa bernapas.”

Kriminal murni

Perdana Menteri Mesir Kamal el-Ganzouri dalam pertemuan mendadak dengan parlemen, Kamis, menyampaikan beberapa pengumuman. Dia mengatakan, akibat kejadian itu, Dewan Federasi Sepak Bola Mesir sudah dibubarkan. Para anggotanya akan ditanyai terkait kejadian tersebut, yang dikatakan oleh PM akan diusut secara saksama.

PM juga mengatakan, Gubernur dan Kepala Kepolisian di Port Said mengundurkan diri akibat kejadian itu.

Di Geneva, Swiss, Presiden FIFA Sepp Blatter mengatakan terkejut atas kejadian itu. ”Ini hari hitam bagi sepak bola. Ini sebuah kejadian yang tidak terbayangkan dan seharusnya tidak terjadi.”

Masalahnya, kematian tidak saja terjadi di pintu keluar stadion. ”Hal itu juga terjadi di lapangan sepak bola serta ruang ganti untuk para pemain,” kata Emad Meteab, penyerang Al-Ahly.

Ketua Komisi Pertahanan di Parlemen Mesir Abbas Mekhimar sangat berang. ”Ini murni sebuah kriminal. Ini adalah bagian dari skenario untuk menyulut kerusuhan di Mesir.”

Aparat keamanan membiarkan pendukung Al-Masry memasuki stadion dengan membawa benda tajam. Ketua Parlemen Saad el-Katatni dari partai Persaudaraan Muslim langsung menuduh aparat keamanan yang jelas-jelas enggan bertindak. Dia mengatakan, kerusuhan itu memang dilakukan secara sengaja untuk memudarkan arti revolusi.

Ini dikatakan terkait juga dengan dendam para polisi pada kelompok Ultra, yang kebetulan para pendukung fanatik klub Al-Ahly, yang bermarkas di Kairo. Adalah kelompok Ultra yang turut menjadi salah satu penggerak utama aksi prodemonstrasi untuk menjungkalkan Hosni Mubarak pada Februari 2011.

Kelompok Ultra ini juga berada di dalam barisan yang menolak kelanjutan kepemimpinan militer di Mesir pasca-Mubarak dalam beberapa bulan terakhir. Antek-antek Mubarak dituduh berada di balik aksi kerusuhan itu.

Mesir mengumumkan berkabung selama tiga hari sejak Kamis untuk menghormati para korban. (AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com