Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Para Biksu

Kompas.com - 03/02/2012, 02:25 WIB

Seorang biksu senior Tibet menyerukan persatuan warga. Dia juga menyerukan kepada Dalai Lama, yang kini ada di pengasingan di India, untuk segera kembali ke Tibet. Itulah seruannya yang terekam sebelum membakar diri.

Lama Sobha, biksu itu, juga dikenal sebagai Sonam Wangyal. Dia adalah salah satu yang paling senior dari 16 biksu Tibet dan para mantan biksu yang membakar diri dalam setahun terakhir. Empat aksi bakar diri para biksu berlangsung bulan lalu. Ini adalah aksi mereka sebagai simbol perlawanan pada kebijakan China di Tibet dan wilayah sekitar yang beretnis Tibet.

Dalam rekaman selama sembilan menit itu, Lama Sobha juga mengatakan, dia berkorban dengan membakar diri. Ini adalah bentuk penghargaan kepada para ”pahlawan” yang menjadi korban tewas demi melindungi nilai-nilai Tibet dari ekspansi China.

Tibet tidak menuntut apa- apa, hanya menuntut perlindungan kultur, kebebasan di tanah mereka yang mereka anggap diserbu China. Tibet tidak pernah merasa menjadi China dan punya kultur tersendiri, yang diganggu dengan Hanisasi alias penyebaran etnis Han di Tibet.

Badan International Campaign for Tibet, yang bermarkas di Washington, AS, menyebarkan rekaman itu. Kantor berita Agence France Presse (AFP) mencoba melakukan verifikasi. Akan tetapi, China sama sekali tidak memperbolehkan wartawan AFP memasuki China.

Sebaliknya, China—lewat kantor berita Xinhua—mengatakan, biksu itu membakar diri karena urusan asmara. China juga menekankan bahwa Tibet telah terimbas positif kemajuan ekonomi China.

China lupa bahwa Tibet tidak memerlukan kemakmuran ekonomi semata, tetapi keutuhan kultur dan jati diri Tibet. Karena itulah Lama Sobha berseru di rekaman itu, ”Saya berdoa agar yang Mulia Dalai Lama kembali ke Tibet dan bertahan sebagai pemimpin spiritual Tibet,” katanya soal Dalai Lama, yang tergusur dari Tibet tahun 1959, dalam serangan tentara China. Dalam serangan ini, Presiden China Hu Jintao pada masa muda pernah terlibat.

Bukan mengatasi keluhan Tibet, China sibuk mengecam asing. Radio Free Asia, yang dijalankan pemerintahan AS dan merupakan pihak yang mendapatkan rekaman itu, juga dituduh menjadi organ asing dalam melakukan provokasi di Tibet. China juga mengutamakan aksi tangan besi menghadapi Tibet.(AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com