Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senegal Hadapi Krisis

Kompas.com - 31/01/2012, 02:37 WIB

Hari Senin, situasi tegang lagi. Aparat terus bersiaga. ”Abdoulaye Wade telah mengumandangkan perang melawan rakyatnya,” kata Amath Dansokho, Ketua Partai Pekerja dan Kemerdekaan, Ketua Gerakan 23 Juni (M23), koalisi partai-partai oposisi.

Sehari sebelumnya, sekitar 50 orang, termasuk Dansokho, meninggalkan konferensi pers untuk mengikuti pawai ke kantor polisi di pusat kota Dakar menuntut pembebasan Alioune Tine yang ditangkap pada hari Sabtu. Tine, aktivis terkemuka Majelis Pertahanan Hak Asasi Manusia Afrika (RADDHO), ditangkap karena mengecam penangkapan tanpa surat perintah.

Kelompok M23 tetap menolak pencalonan Wade. Dansokho mengatakan, oposisi mengundang semua warga bergabung dalam aksi menentang Wade. Mereka melancarkan tuntutan kepada semua organisasi politik dan masyarakat madani agar ambil bagian dalam perlawanan ini. Pasukan keamanan agar berpihak kepada rakyat.

Meski demikian, banyak warga Senegal secara terbuka mengecam kekerasan yang digerakkan para pemuda yang menyatakan tekad mereka membawa kerusuhan seperti yang terjadi di Arab ke Place d’Obelisque di Dakar. Warga menginginkan Wade tidak ikut pilpres lagi dan menuding Wade sebagai pemicu aksi kekerasan pada akhir pekan itu.

Selain Ndour, calon presiden lainnya yang juga keberatan atas majunya calon petahana itu adalah Macky Sall, mantan perdana menteri. Sall mengatakan tidak terkejut atas keputusan MA yang meloloskan Wade. Dia yakin akan bisa memenangi pilpres meski oposisi khawatir Wade menang.

Sall menyalahkan presiden atas kekerasan akhir pekan. Dia mendesak masyarakat ”melakukan segala upaya untuk memastikan Wade dikeluarkan dari bursa pencalonan”. Sall menyerukan warga untuk berpawai menolak Wade, tetapi mengingatkan warga untuk tidak melakukan kekerasan dalam aksi itu.

Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam KTT Uni Afrika di Etiopia mengingatkan para pemimpin di benua itu untuk menegakkan demokrasi. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com