Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Korsel Terbangkan Kaus Kaki ke Korut

Kompas.com - 28/01/2012, 13:17 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Para aktivis Korea Selatan melepaskan balon-balon besar berisi gas dengan kaus kaki melintasi perbatasan menuju Korea Utara meskipun terdapat ancaman dari Pyongyang, Sabtu (28/1/2012).

Kaus-kaus kaki itu dapat dipakai untuk membantu bertahan hidup pada musim dingin yang keras, dan akan dijual secara tunai atau dipertukarkan di Korea Utara untuk makanan yang dapat menjaga seseorang pergi selama sebulan, kata para pegiat.

Sekitar 1.000 pasang kaus kaki diluncurkan oleh lima balon plastik besar dari kota utara Korea Selatan, Paju. Pada setiap sepasang kaus kaki itu terpasang selebaran berisi pesan "politik berbahaya", kata kelompok Perdamaian Korea Utara yang berbasis di Seoul, yang telah mengirimkan kaus-kaus kaki itu ke Utara sebulan sekali selama beberapa bulan terakhir.

"Kami tidak tertarik untuk mengirimkan pesan politik atau memicu masalah apapun di sana. Yang kami inginkan adalah orang-orang di Utara memakai kaus kaki hangat agar kaki mereka tidak beku," kata Sunny Kim, seorang juru bicara Perdamaian Korea Utara kepada AFP.

"Kaus kaki hangat yang sangat langka dan barang itu dengan mudah dapat diperdagangkan untuk mendapatkan uang tunai di Korea Utara. Sepasang kaus kaki seharga dengan sekitar 10 kilogram jagung, yang cukup untuk membuat seseorang bertahan selama sebulan."

Persediaan kaus kaki dan banyak kebutuhan sehari-hari lainnya sangat sedikit di Korea Utara, yang mengucurkan uang dan sumber daya dalam membangun angkatan bersenjata yang berkekuatan 1,2 juta personel berdasarkan Songun, atau kebijakan militer menjadi yang pertama.

Para aktivis, yang sebagian besar pembelot dari Korea Utara, secara teratur mengirimkan selebaran-selebaran ke perbatasan yang isinya mencerca rezim dan mendesak pemberontakan populer seperti yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara tahun lalu. Pengiriman-pengiriman  itu membuat marah Pyongyang, yang mengancam akan melepaskan tembakan di tempat-tempat peluncuran.

Ketegangan-ketegangan telah tinggi di Semenanjung Korea sejak pemerintah konservatif di Seoul menarik kembali "Kebijakan Sinar Matahari" rekonsiliasi pemerintah liberal sebelumnya dan mengambil sikap keras terhadap Pyongyang.

Seoul juga menghentikan kiriman tahunan bahan makanan dan pupuk kepada kepada Korea Utara meskipun pihaknya telah mengizinkan pemberian bantuan kemanusiaan oleh kelompok-kelompok sipil yang skala bantuannya lebih kecil.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Il meninggal pada 17 Desember dan digantikan oleh putra bungsunya Kim Jong-Un. Di bawah pemimpin baru Korea Utara menunjukkan sikap permusuhan dengan pemerintah Selatan yang dituduhnya tidak menghormati masa berkabung untuk mendiang pemimpin Kim Jong il.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com