Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan Desain dan Proses Pembuatan Picu Keretakan

Kompas.com - 26/01/2012, 11:02 WIB
Dahono Fitrianto

Penulis

DUBLIN, KOMPAS.com - Pihak Airbus mengakui penyebab keretakan pada bagian struktur sayap pesawat superjumbo Airbus A380 adalah kombinasi kesalahan desain, proses pembuatan dan proses perakitan sayap. Airbus berjanji akan segera mencari solusi berbagai masalah tersebut seraya menegaskan bahwa pesawat tersebut masih laik terbang.

Menurut Wakil Presiden Eksekutif Airbus, Tom Williams, penyebab keretakan itu dipicu berbagai faktor, termasuk pemilihan campuran aluminium sebagai bahan pembuat 4.000 keping rib feet—sebutan untuk logam pengait (* bracket*) yang menghubungkan bagian kulit sayap dengan struktur kerangka sayap—yang retak.

Tipe baut yang digunakan untuk mengencangkan sambungan bagian tersebut juga dicurigai menimbulkan tegangan terlalu besar pada logamnya. Meski demikian, Williams mengatakan, para teknisi telah menepis dugaan kelelahan logam (metal fatigue) sebagai penyebab keretakan tersebut.

Airbus A380 dirancang sebelum era penggunaan bahan komposit karbon sebagai material utama struktur pesawat, seperti yang diterapkan pada Boeing 787 Dreamliner. Sekitar 60 persen badan A380 masih dibuat dari aluminium, bahan logam yang sudah puluhan tahun menjadi andalan pembuatan badan pesawat karena sifatnya yang ringan.

"Semua struktur aluminium punya retak. Itu memang sudah sifatnya," tutur Williams, yang membenarkan laporan Reuters sebelumnya soal penemuan retakan baru di salah satu dari 20 pesawat yang diperintahkan menjalani pemeriksaan wajib oleh Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA).

Williams mengatakan, untuk mencegah masalah sama terulang kembali, Airbus sudah mengubah proses manufakturnya dan dalam jangka panjang berencana menggunakan bahan campuran logam yang baru.

Williams saat ini berada di Dublin, Irlandia, untuk memberikan pidato tak terjadwal dalam sebuah konferensi industri dirgantara di sana guna meredam kecemasan berbagai pihak tentang penemuan retakan-retakan ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com