Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Nuklir Iran Tewas di Mobil karena Bom

Kompas.com - 12/01/2012, 02:44 WIB

Teheran, Rabu - Ahli nuklir Iran, Mostafa Ahmadi Roshan (32), tewas akibat bom yang dipasang pada mobilnya, Rabu (11/1), di Teheran. Insiden itu terus meningkatkan ketegangan hubungan antara Iran dan Amerika Serikat, dan secara tidak langsung dengan Israel. Para pejabat Iran menuding Israel berada di balik peledakan bom mematikan itu.

Para pejabat Iran menegaskan, pembunuhan terhadap ahli nuklir pernah terjadi sebelumnya. Kasus relatif serupa terjadi pada Juli 2011. Israel diduga berada di balik kasus itu. ”Rezim zionis harus bertanggung jawab atas setiap bom yang terjadi,” kata Wakil Gubernur Provinsi Teheran Safarali Baratloo kepada Radio Al-Alam, Rabu.

Baratloo menjuluki pelaku peledakan itu teroris. Metode peledakan bom hampir sama dengan aksi peledakan bom sebelumnya, yang selalu menimpa para ahli nuklir Iran.

”Bom tersebut berupa bom magnetik dan sama dengan bom sebelumnya yang digunakan membunuh para ilmuwan. Itu karya zionis (Israel),” kata Baratloo sebagaimana dikutip Fars, kantor berita Iran.

Roshan tewas ketika dua orang tidak dikenal, yang menaiki sepeda motor, memasang satu bom magnetik ke mobil milik profesor itu di dekat sebuah universitas di Teheran timur. Dua orang lain yang juga berada dalam mobil itu menderita luka parah.

Serangan terbaru terjadi di tengah ketegangan hubungan dengan AS. Ketegangan terjadi setelah AS gagal merayu China meningkatkan sanksi atas Iran terkait program nuklir, yang mencemaskan Barat dan Israel.

Fars memberitakan, bom yang menewaskan ilmuwan nuklir itu meningkatkan ketegangan antara Barat dan Iran terkait program nuklir.

Korban bertugas mengawasi departemen di Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz, Iran, yang selama ini menjadi titik sentral ketegangan dengan AS.

Sanksi terbaru AS terhadap Iran sudah mulai diterapkan. Kurs mata uang Iran, riyal, merosot 20 persen terhadap dollar AS dalam seminggu terakhir.

Iran juga telah mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur utama untuk 40 persen perdagangan minyak mentah dunia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com