Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Serahkan Masalah Otopsi kepada Keluarga

Kompas.com - 08/01/2012, 22:35 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menginginkan agar jenasah Tarlem binti Unus Tajeum (37), tenaga kerja Indonesia yang meninggal di Yordania, dibawa langsung ke rumah keluarganya di Subang, Jawa Barat. BNP2TKI sama sekali tidak berniat membawa jenasah ke RS Cipto Mangunkusumo untuk menjalani otopsi.

"Terserah maunya keluarga. Kalau itu maunya (diotopsi) supaya dia puas, kita ikut saja," kata Kepala Sub Direktorat Pemulangan TKI BNP2TKI Budiman Pasaribu kepada Kompas.com di RSCM, Minggu, (8/1/2012).

Budiman menjelaskan, setelah mendapat informasi tentang kematian TKI di Jordania, pihaknya melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). BNP2TKI kemudian diberi tanggung jawab untuk menerima jenasah Tarlem dan mengantarnya ke rumah keluarga.

Atas dasar itu, setelah jenasah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, seharusnya ada acara serah terima jenasah dari Kemenlu kepada BNP2TKI. Pada saat bersamaan, keluarga Tarlem tengah membawa jenasah dari bandara ke RSCM. "Makanya tadi kami panggil kembali karena belum diserahterimakan," kata Budiman.

Jenasah Tarlem tiba di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Etihad Airways nomor penerbangan EY 472, Minggu sore. Beberapa saat kemudian, jenasah dibawa suami almarhumah Awes (44) didampingi keponakannya Ali Lutfie dan staf Migrant Care, Elly Anita, ke RSCM untuk menjalani otopsi. Di tengah perjalanan, mereka mendapat telepon BNP2TKI untuk kembali jenasah Tarlem ke Bandara Soekarno-Hatta. Jenasah kemudian dibawa kembali ke bandara. Awes dan kedua pendampingnya tetap meneruskan perjalanan ke RSCM dan menunggu kedatangan jenasah.

Budiman membantah jika tindakan itu merupakan upaya untuk menghalang-halangi otopsi. "Kita hanya menjalankan prosedur sesuai rapat koordinasi. Setiap jenasah harus lewat BNP2TKI," kata Budiman.

Ia menegaskan, hingga kini belum ada informasi mengenai penyebab kematian Tarlem. Informasi lebih lanjut mengenai penyebab kematian tersebut akan dipastikan lebih lanjut oleh Kedutaan Besar RI di Amman, Jordania.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com