Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran: Kapal Perang AS Picu Kekacauan

Kompas.com - 05/01/2012, 11:56 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Seorang pejabat tinggi Iran, Rabu (4/1/2012), melontarkan komentar terbaru dalam rentetan perang kata-kata terkait isu Selat Hormuz dan Teluk Persia yang membuat ketegangan antara negaranya dan Amerika Serikat (AS) kian memanas.

"Kami selalu menegaskan bahwa tidak ada kebutuhan akan kehadiran pasukan negara dari luar kawasan ini untuk  Teluk Persia," kata Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi, Rabu, sebagaimana dikutip kantor berita semi-resmi Fars Agency. "Kehadiran mereka (pasukan asing) tidak ada gunanya selain membuat kekacauan, dan kami tidak ingin mereka hadir di Teluk Persia."

Pernyataannya itu merupakan retorika paling akhir sejak terlontarnya ancaman Iran pekan lalu untuk menutup Selat Hormuz yang secara strategis penting. Selat itu, satu-satu jalan keluar dari Teluk Persia, merupakan jalur pelayaran penting. Menurut data Badan Informasi Energi AS, 17 juta barrel minyak per hari melewati selat itu tahun 2011.

Iran mengancam akan memblokir selat itu jika sanksi terhadap ekspor minyak negara itu diberlakukan. Perancis, Inggris, dan Jerman telah mengusulkan sejumlah sanksi untuk menghukum Iran karena tidak mau bekerja sama terkait dengan program nuklirnya.

Komodor Amy Derrick Frost, juru bicara Armada ke-5 AS yang berbasis di Bahrain, telah menanggapi ancaman itu dengan mengatakan, "Siapa pun yang mengancam untuk mengganggu kebebasan berlayar di selat internasional jelas berada di luar komunitas bangsa-bangsa. Gangguan apa pun tidak akan ditoleransi."

Saat menjawab pertanyaan seorang wartawan, Rabu, tentang penutupan selat itu, Vahidi mengatakan, "Keamanan Selat Hormuz merupakan salah satu isu yang diperhatikan Iran, dan Republik Islam telah menjaga keamanan ini." Ia menekankan, Iran merupakan kekuatan regional dan akan selalu melindungi selat itu. "Tentu saja musuh-musuh mencoba untuk membesar-besarkan masalah ini dalam rangka mengamankan penjualan senjata ke kawasan ini," katanya.

Iran, Selasa, memperingatkan AS untuk tidak mengarahkan kembali sebuah kapal induk AS "ke wilayah Teluk Persia." Mayor Jenderal Ataollah Salehi, panglima militer Iran, mengatakan, negaranya "tidak akan menempuh langkah yang tidak rasional, tetapi sangat siap untuk bereaksi terhadap ancaman apa pun," kata kantor berita Iran. Panglima itu berbicara di Pelabuhan Chabahar di Iran selatan, saat pasukan negara itu mengadakan parade militer pada hari setelah Iran mengakhiri latihan angkatan laut di kawasan tersebut, lapor IRNA.

Kapal Induk AS, USS John C Stennis, bagian dari armada Angkatan Laut AS di kawasan itu, minggu lalu pindah dari Teluk Persia ke Laut Arab Utara sebagai bagian dari apa yang Armada ke-5 sebut sebagai sebuah transit yang telah direncanakan sebelumnya. Iran mengatakan, gerakan kapal itu yang berkaitan dengan latihan angkatan laut Iran menunjukkan bahwa AS "memahami" manuver-manuver Iran bukan sebuah aksi "bunuh diri atau agresif," melainkan demi melindungi "kepentingan dan kedaulatan Iran sendiri."

Namun, sejumlah diplomat Barat pekan lalu menggambarkan latihan angkatan laut itu -yang, menurut para pejabat Iran, mencakup uji coba menembak rudal- sebagai bukti lebih lanjut dari perilaku Iran yang mudah bergolak atau tidak stabil.  Latihan angkatan laut Iran itu dimulai di Selat Hormuz dan mencakup perairan di Laut Oman dan Samudra Hindia sampai ke Teluk Aden, kata IRNA.

Setelah peringatan Iran pada Selasa, seorang juru bicara Pentagon mengeluarkan pernyataan yang menegaskan "pengerahan sejumlah aset militer AS di kawasan Teluk Persia akan berlanjut seperti yang telah terjadi selama beberapa dekade."

AS telah memiliki pasukan di Teluk Persia sejak Perang Dunia II. Kapal-kapal AS sering berlayar melalui Teluk Persia, kebanyakan dalam perjalanan ke dan dari markas Armada ke-5 di Bahrain. Wilayah Armada ke-5 mencakup sekitar 2,5 juta mil persegi, termasuk Teluk Persia yang juga disebut sebagai Teluk Arab, Laut Merah, Teluk Oman, dan bagian dari Samudra Hindia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com