Negeri itu memang telah menghasilkan sejumlah perubahan setelah pemerintahan hasil pemilu terbentuk, yang dinilai sebagian kalangan cukup signifikan. Perubahan itu seperti pembebasan Suu Kyi dan sejumlah tawanan politik.
Tak lama setelah negara-negara anggota ASEAN sepakat memberi kesempatan Myanmar menjadi ketua pada tahun 2014, sejumlah pejabat dari beberapa negara besar seperti Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Jepang berkunjung ke sana.
Senin lalu, Presiden Myanmar Thein Sein memperingan hukuman para terpidana mati menjadi hukuman seumur hidup. Pemerintah juga memotong masa tahanan semua tahanan untuk memperingati hari kemerdekaan negeri itu dari penjajahan kolonial Inggris. Sehari setelah itu, sedikitnya 900 orang dibebaskan dari penjara Insein di Yangon.
Sementara pada November lalu, Kementerian Dalam Negeri Myanmar mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan pengaturan penempatan para narapidana politik untuk menjalani masa hukuman di lokasi yang dekat dengan keluarga. Mereka juga dijanjikan akan dibebaskan.