Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komaruddin Hidayat: Moral Masyarakat Mengkhawatirkan

Kompas.com - 29/12/2011, 22:06 WIB
Sonya Helen Sinombor

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Moral masyarakat Indonesia kini berada pada titik yang mengkhawatirkan. Penyebaran praktik korupsi dan rendahnya kualitas pelayanan pada rakyat membuat kalangan yang peduli untuk memperbaiki moral bangsa merasa kewalahan, dari mana hendak dimulai dan kepada siapa kritik serta marah dialamatkan.

Keprihatinan ini disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, saat berbicara pada acara "Refleksi Akhir Tahun 2011 tentang Peran Pendidikan Tinggi dan Media dalam Pendidikan Karakter Bangsa", yang diselenggarakan Harian Kompas Perwakilan Jawa Tengah dan Universitas Diponegoro, Kamis (29/12/2011) di Semarang, Jawa Tengah.

"Rakyat semakin kecewa dan mengarah pada frustrasi ketika melihat kebangkitan partai politik yang awalnya menjanjikan perbaikan moral bangsa, pemberantasan korupsi, membangun demokrasi untuk kesejahteraan rakyat tampaknya tidak mampu memenuhi janji-janjinya," tutur Komaruddin.

Menurut Komaruddin, sebagai negara demokrasi, parpol tentu sebuah keniscayaan adanya. Namun, ketika uang mengalahkan gagasan dan moralitas dalam rekrutmen kader dan wakil-wakilnya untuk duduk di parlemen dan jajaran kekuasaan, maka masyarakat semakin kehilangan kepercayaan pada politik. "Suasana batin ini juga merembes ke dunia kampus," ujarnya.

Refleksi yang dihadiri pimpinan perguruan tinggi di Semarang dan sekitarnya, pengamat pendidikan, dan lembaga swadaya masyarakat itu juga menampilkan narasumber Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Samsudi, dan dosen Komunikasi Undip, Triyono Lukmantoro.

Rustriningsih mengingatkan kembali peran kampus dalam menyikapi berbagai persoalan di Tanah Air. Ia berharap kampus akan berteriak lantang saat praktik korupsi merajalela. "Kalau perlu ada kebijakan dari rektor mewajibkan para pakar di kampus bersuara, menyikapi masalah di tengah masyarakat," katanya.  

Triyono menegaskan, terdapat kaitan yang tidak terpisahkan antara media massa dan formasi karakter bangsa. "Media tidak hanya sekadar membantu, tapi bahkan mampu mengarahkan pembentukan karakter bangsa itu," paparnya.

Rektor Undip Sudharto P Hadi menyimpulkan, dunia pendidikan turut merasa khawatir dengan kondisi bangsa yang kini banyak terjadi kekerasan serta korupsi yang merajalela. "Perlu ada persemaian nilai-nilai melalui model pembelajaran," katanya.

Mantan Rektor Undip Eko Budihardjo menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi bangsa dengan membacakan syair karya WS Rendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com