SEOUL, RABU
Upacara berlangsung di ibu kota negara, Pyongyang, diwarnai turunnya hujan salju tebal dan suhu udara dingin yang menggigit. Dalam tayangan langsung stasiun televisi Pemerintah Korut, tampak massa dalam jumlah besar berbaris di sepanjang jalur yang dilalui iring-iringan mobil jenazah.
Mereka digambarkan berteriak-teriak histeris dan menangis menyesalkan kepergian Jong Il. Beberapa dari mereka bahkan terlihat seolah tak mampu berdiri, sementara lainnya memukul-mukul dada, melompat-lompat, meratap, dan ada pula yang berteriak, ”Ayah, ayah,” ketika iring-iringan kendaraan jenazah lewat.
”Saya berharap ini hanya mimpi buruk. Bagaimana bisa hal seperti ini benar-benar terjadi di dunia,” ratap seorang perempuan paruh baya yang disebut dengan panggilan Kim.
Dalam tayangan selanjutnya, sejumlah tentara tampak menahan beberapa perempuan yang menangis histeris dan ingin
Jenazah Jong Il ditempatkan di dalam peti jenazah yang diselimuti bendera merah berlambangkan Partai Pekerja Korea. Peti jenazah ditempatkan di atas mobil Lincoln warna hitam yang berjalan pelan.
Tampak di sebelah kiri dan kanan mobil sejumlah orang penting berjalan mendampingi kendaraan pengangkut jenazah Jong Il.
Di urutan terdepan, sang putra mahkota, Kim Jong Un, berpakaian serba hitam dan bersarung tangan, diikuti pamannya, Jang Song Thaek, dan Panglima Angkatan Bersenjata Korut Ri Yong Ho. Dua putra Jong Il yang lain, Kim Jong Nam dan Kim Jong Chol, tidak tampak hadir.
Sementara itu, di belakang mobil jenazah tampak mobil lain berjenis limusin, mengangkut foto ukuran raksasa Jong Il, yang sebelumnya dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung pada 17 Desember lalu.
Iring-iringan jenazah, dikawal mobil-mobil jip militer dan spanduk bertuliskan ”Panjang