Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospek Reunifikasi Muncul

Kompas.com - 24/12/2011, 03:00 WIB

”Reunifikasi akan tetap ada sebagai tujuan jangka panjang,” kata Chang Yong-seok. Meskipun tidak mungkin untuk menakar opini publik Korut, beberapa pengamat percaya reunifikasi jauh dari pikiran rakyatnya.

”Korea Utara tidak memiliki kesempatan membayangkan alternatif dinasti Kim,” kata Jang Ce-yul, seorang pembelot yang mengepalai sebuah kelompok yang berbasis di Seoul, mantan tentara dari Utara. ”Banyak warga masih percaya mereka adalah korban represi dan tekanan kapitalis asing. Warga berpikir mereka benar-benar sendiri di dunia ini.”

Banyak ahli berpikir, niat reunifikasi akan merobohkan dinasti Kim. Namun, sejauh ini tampaknya proses suksesi justru berjalan lancar, dari sang ayah kepada putranya, Kim Jong Un. Sang putra ini dipuji sebagai pemimpin baru yang sangat diandalkan.

Jika sekitar 20 jenderal bintang empat berhasil menyemai kekuasaan Jong Un, prospek Korea bersatu akan bergantung pada keinginan Jong Un untuk rekonsiliasi. Ketika ayahnya mendukung reunifikasi di bawah sistem federal, ayahnya menuduh Selatan merencanakan menarik Utara diam-diam.

”Kematian Kim Jong Il mungkin mendorong Utara menuju perubahan yang terbatas ketika pemimpin terbaru menerapkan kebijakan Songun (militer terdepan) dan melawan reformasi,” kata profesor ilmu politik Korea University, Yoo Ho-yeol.

”Jika Jong Un ternyata mendukung reformasi dengan kadar yang lebih besar dari pendahulunya, kematian ayahnya mungkin akan menyebabkan perubahan di semenanjung Korea seperti kita lihat dalam hubungan China dan Taiwan,” tambah Yoo Ho-yeol.

Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak pada awal tahun ini mengatakan, reunifikasi semakin dekat dan bisa saja muncul tak terduga. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com