Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurdi Didesak Serahkan Hashemi

Kompas.com - 22/12/2011, 02:09 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com — Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki mendesak pihak berwenang di wilayah otonomi Kurdi menyerahkan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi, yang diburu atas tuduhan memiliki pasukan pembunuh.

"Kami mendesak pemerintah wilayah Kurdi melaksanakan tanggung jawabnya dan menyerahkan Hashemi ke sistem peradilan," kata Maliki pada jumpa pers di Baghdad, Rabu (21/12/2011). "Kami tidak menerima campur tangan dalam pengadilan Irak."

Maliki juga menolak seruan Hashemi agar perwakilan Liga Arab mengamati penyelidikan dan interogasi. "Ini adalah sebuah kasus kriminal, dan tidak perlu Liga Arab dan dunia berperan dalam hal ini," ujarnya.

Pernyataannya itu disampaikan ketika Pemerintah Irak memperingati tahun pertama pergolakan. Hashemi menolak tuduhan bahwa ia memiliki pasukan pembunuh, sementara Amerika Serikat mendesak semua pihak tenang dalam perselisihan yang telah meningkatkan ketegangan sektarian itu.

Para pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12/2011) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim. Seorang pejabat pengadilan yang tidak bersedia disebutkan namanya mengonfirmasi penerbitan surat perintah penangkapan itu. Komite lima hakim sebelumnya melarang Hashemi meninggalkan Irak.

Berita mengenai surat penangkapan itu tersiar ketika televisi pemerintah Al-Iraqiya menayangkan gambar yang menunjukkan pengawal-pengawal Hashemi yang mengakui merencanakan dan melancarkan serangan-serangan teror dan menerima dana dan dukungan dari wakil presiden itu. Sedikitnya 13 pengawal Hashemi dan  seorang Sunni ditangkap dalam beberapa pekan terakhir, tetapi tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com