Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia "Drone" AS Terancam

Kompas.com - 10/12/2011, 05:24 WIB

WASHINGTON DC, KAMIS - Seorang mantan pejabat AS mengakui gambar rekaman video pesawat tak berawak yang ditayangkan televisi Iran adalah pesawat mata-mata RQ-170 Sentinel milik AS. Para pakar pertahanan mengkhawatirkan berbagai teknologi rahasia di dalam pesawat itu bisa jatuh ke tangan negara-negara lain.

Iran menayangkan rekaman yang memperlihatkan sebuah pesawat tak berawak (drone) berwarna coklat muda dengan bentuk menyerupai pesawat pengebom siluman B-2 Spirit itu, Kamis (8/12). Dalam rekaman berdurasi dua menit itu terlihat dua komandan pasukan Garda Revolusi Iran sedang memeriksa pesawat tersebut.

Pesawat itu diletakkan di atas semacam meja penyangga besar yang ditempeli dua spanduk, satu di antaranya bertuliskan ”AS Tak Bisa Berbuat Apa-apa”, yang merupakan kutipan dari pernyataan mendiang pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini. Satu spanduk lagi bergambar menyerupai bendera AS, dengan gambar bintang-bintangnya diganti gambar tengkorak.

Seorang mantan pejabat AS yang diwawancarai kantor berita Associated Press membenarkan pesawat dalam rekaman itu adalah RQ-170 Sentinel yang digunakan AS untuk memata-matai fasilitas nuklir Iran. Pihak Pentagon sendiri mengaku sedang mengerahkan para ahli untuk mempelajari rekaman video itu.

Pentagon mengakui kehilangan satu drone pekan lalu, tetapi menolak menjelaskan bahwa drone itu jatuh di Iran atau dioperasikan oleh CIA.

Selain membongkar operasi rahasia AS untuk memata-matai Iran, penangkapan drone ini oleh Iran juga memicu kekhawatiran jatuhnya berbagai teknologi militer terbaru AS yang selama ini dirahasiakan ke tangan para rival AS. Iran diduga akan mempersilakan dua sekutunya, Rusia dan China, memeriksa pesawat ini dari dekat untuk membongkar teknologi di dalamnya.

Sangat berharga

Peter Singer, pakar drone dari Brookings Institution, mengatakan, ada berbagai teknologi sensitif, seperti cat pelapis antiradar dan teknologi optik kamera pengintai, di dalam Sentinel yang akan sangat berharga bagi negara-negara seperti China yang sedang mengembangkan teknologi militernya.

”Pesawat ini akan sangat berharga bagi mereka. Tergantung pada apa yang dibawa pesawat itu pada misi ini, tetapi pesawat itu dulu pernah membawa sensor radar AESA. Ini radar yang sangat canggih yang dipasang di pesawat masa depan kita, termasuk pesawat berawak, seperti F-22 dan F-35,” papar Singer.

Dari Teheran dilaporkan, setelah memanggil Duta Besar Swiss—yang mewakili kepentingan AS di Iran—untuk menyampaikan protes, Pemerintah Iran juga menulis surat ke PBB untuk mengadukan pelanggaran batas wilayah Iran oleh AS. Stasiun TV Iran mengatakan, pesawat AS itu masuk ke wilayah Iran hingga 250 kilometer dari perbatasan.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com