Tentangan rakyat atas proyek itu sudah ada sejak disepakati tahun 2006, tetapi tak pernah terang-terangan. Sampai akhirnya sebuah penerbitan menyuarakannya, disusul penerbitan lain dan sebuah gerakan sosial akhirnya menimbulkan kemarahan publik pada proyek itu. Presiden Thein Sein pun menunda proyek bendungan itu pada 30 September.
Perubahan itu menguat sejak awal Juni ketika Kementerian Informasi memutuskan mengizinkan sekitar setengah dari jurnal mingguan dan majalah bulanan swasta Myanmar untuk terbit tanpa perlu menyampaikan bukti halaman kepada sebuah badan sensor.
Sejak itu, media menguji batas kesabaran pemerintah dengan kerap memasang foto Suu Kyi di halaman depan mereka. Para editor mengatakan, ini adalah hal yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Namun, tetap ada batasan yang keras. Hanya pemerintah yang bisa menerbitkan harian yang penuh propaganda. Sensor masih menjadi kenyataan sehari-hari. Tahun depan walau tak ada badan resmi, media diperkirakan akan tetap melakukan sensor diri.