Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadilah Migran Tangguh, Bukan Benalu

Kompas.com - 22/11/2011, 09:01 WIB

Dian menjadi peneliti freelance di Belanda, dan mendapat permintaan merumuskan saran dari salah satu instansi pemerintah daerah tentang perempuan migran, persoalan apa yang mereka hadapi, bagaimana mereka bisa terjun ke pasar kerja.

Bukan saja migran asal Indonesia, di Belanda ada begitu banyak migran yang berasal dari ratusan negara. Di kota tempat tinggal Dian ada lebih dari 140 kewarganegaraan. Dari China, sampai Afrika Selatan.

Walaupun tiap migran punya kendala berbeda-beda, ada satu kesamaan, penguasaan bahasa Belanda dan pengalaman bekerja di Belanda. Orang Eropa yang bermigrasi ke Belanda (Jerman dan Belgia), jelas tidak memiliki masalah sama seperti perempuan Asia atau Afrika.

Kebanyakan dari migran non Barat pendidikannya menengah ke bawah. Mereka harus mengikuti pendidikan lagi di Belanda. Kalau tidak mereka menganggur, atau melakukan pekerjaan yang tanpa menggunakan otak. Misalnya membersihkan rumah atau kantor.

Menjual Indonesia

Dian juga memberikan workshop. Baru saja ia pulang dari sekolah kejuruan di mana ia memberikan penyuluhan tentang Indonesia. "Menjual Indonesia," selorohnya. Ia memberi penyuluhan tentang perempuan Indonesia supaya orang Belanda mendapat gambaran yang tepat dari perempuan migran.

Mereka bukannya menjadi benalu, seperti yang dikatakan oleh berbagai pihak di Belanda.

Publik Belanda tidak memiliki gambaran langsung dan positif ihwal siapa migran itu sebenarnya. Dengan kegiatan workshop, ke sekolah menengah dan sekolah dasar, Dian Paramita menceritakan siapa dirinya, mengapa ia datang ke Belanda, aktivitas apa saja yang ia lakukan di Belanda, latar belakangnya di Indonesia.

Indonesia itu seperti apa, keindahannya. Ia mempertunjukkan film-film dan gambar Indonesia.

Tanggapan para peserta workshop ini positif. Mereka merasa takjub, dan sadar: bahwa para migran tidak seperti yang diberitakan media atau orang di sekitarnya. Ada banyak sisi positifnya.  Menurut  Dian, ia satu-satunya migran Indonesia yang melakukan workshop ini di Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com