Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tintin di Indonesia

Kompas.com - 20/11/2011, 03:49 WIB

Jika konsekuensi pilihan ini diteruskan, dalam cetak ulang berikutnya Tintin tentu tak bisa menggunakan pesawat Qantas yang baru saja tutup? Nah, apakah terjemahan bahasa Inggris yang terbit di Australia kelak juga harus mengganti Qantas dengan maskapai penerbangan Australia lain? Tergantung kepada argumen macam apa yang lebih bisa diterima para pengalihwahana, dalam konteks wacana dominan pembaca setempat. Nah, betapa rumitnya artikulasi ”kebenaran” itu bukan? Memang pergantian nama cukup ”lazim” dalam alih wahana komik seri Tintin, begitu rupa sehingga pembaca Indonesia bahkan menjadi terasing ketika dikembalikan kepada penamaan Herge, seperti terjadi dengan Penerbangan 714 ke Sydney—tetapi kasus Kemayoran menjadi Cengkareng bukanlah ganti nama, melainkan tempat, ketika gambar tempatnya sama sekali tak berubah.

Tiada kebenaran tunggal

Dengan demikian, kasus ini menjelaskan pula bahwa suatu wacana menjadi hegemonik atau terpinggirkan, terproses oleh berbagai faktor dalam konteks. Dalam konteks wacana pembaca Indonesia, jelas Bandara Cengkareng/Halim Perdanakusuma di dalam komik merupakan wacana dominan dalam hubungan intertekstual dengan Bandara Soekarno-Hatta/Halim Perdanakusuma di luar komik, sehingga cenderung tak akan dipertanyakan. Dalam konteks ”keaslian dan kemurnian”, kesetiaan kepada karya Herge, yang memang menghadirkan naratif gambar/kata-kata di dalam komik dengan rujukan ruang-waktu tertentu di luar komik, bersama dengan semua terjemahan ke bahasa-bahasa lain, tentu Bandara Kemayoran merupakan wacana yang dominan pula.

Sejauh posisi realisme telah diketahui, tentu tidak proporsional menentukan mana yang lebih benar. Bagi catatan ini, cukuplah jika terpahamkan: dari posisi Indonesia tersaksikan dilema realisme, sehingga tidak termungkinkan adanya kebenaran tunggal. Di satu sisi terjanjikan betapa realitas tidak akan pernah diketahui, sekaligus tersepakati bahwa representasi realitas itu tidak dapat dikuasai wacana tertentu, termasuk mazhab realisme itu sendiri.

SENO GUMIRA AJIDARMAWartawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com