Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Pipa Gas ke Israel dan Jordania Diserang

Kompas.com - 11/11/2011, 03:55 WIB

Kairo, Kompas - Kawanan bersenjata tak dikenal di Semenanjung Sinai, Mesir, Kamis (10/11), kembali menyerang pipa gas yang menyalurkan gas ke Israel dan Jordania. Serangan terjadi sekitar 60 kilometer arah barat kota Al Arish, ibu kota Provinsi Sinai Utara.

Ini merupakan serangan ketujuh sejak Februari lalu. Polisi dan militer segera menuju lokasi. Namun, kawanan bersenjata itu sudah kabur. Aparat keamanan ataupun intelijen Mesir tetap gagal menghentikan aksi peledakan saluran pipa gas itu.

Publik Mesir memandang isu ekspor gas Mesir ke Israel dan Jordania lebih besar dari sekadar persoalan keamanan semata. Kesepakatan ekspor gas Mesir dengan kedua negara itu sejak tahun 2005 dikritik publik. Kekuatan politik di Mesir juga mengecam karena gas dijual di bawah harga pasar.

Publik juga menuduh pemerintahan mantan Presiden Hosni Mubarak melanggar undang-undang karena transaksi itu tidak dibicarakan dan tidak mendapat pengesahan parlemen.

Menteri Perminyakan era Mubarak, Sami Fahmi, dan enam pemimpin Kementerian Energi kini diseret ke pengadilan dengan dakwaan merugikan negara ratusan juta dollar AS. Ini adalah akibat transaksi ekspor gas ke Israel dan Jordania, yang juga menyeret nama Mubarak.

Ada juga pengusaha Hussein Salim yang menjadi buron. Dia didakwa terkait ekspor gas tersebut. Salim adalah salah seorang pengusaha yang dikenal sangat dekat dengan Mubarak dan mendapat berbagai fasilitas pada era Mubarak.

Mubarak dan kedua putranya, Alaa dan Jamal, ditengarai mendapat komisi 300 juta dollar AS dari Israel sebagai imbalan dari transaksi itu.

Simpatisan Palestina

Peledakan saluran pipa gas itu secara berulang sempat mengganggu hubungan bilateral Israel-Mesir. Pemerintah transisi Mesir pasca-revolusi yang menumbangkan rezim Mubarak terus mendapat tekanan publik di dalam negeri agar meninjau kembali transaksi ekspor gas ke Israel itu. Adapun Israel meminta pemerintah transisi Mesir menghormati perjanjian yang telah disepakati Israel dan rezim Mubarak.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pejabat dan publik Israel mulai mencari alternatif pasokan gas selain dari Mesir.

Pemerintah Israel selalu menuduh unsur-unsur suku Badui Sinai simpatisan Palestina berada di balik peledakan jalur pipa gas itu. Aksi ledakan pipa gas sebelumnya sempat menghentikan pasokan gas ke Israel dan Jordania selama 38 hari. Hal ini menyebabkan naiknya biaya pengadaan listrik di Israel sebanyak 200 juta dollar AS.

Perusahaan listrik negara Israel mengaku merugi 1,5 juta dollar AS per hari akibat peledakan pipa gas itu. Israel mengandalkan 40 persen pasokan listrik dari pembangkit listrik bertenaga gas. Mesir menyediakan 43 persen pasokan gas mereka kepada Israel. Deputi Menlu Israel Dany Ayalon mengimbau Pemerintah Israel mengeksplorasi gas lepas pantai laut Tengah sebagai pengganti gas dari Mesir.(MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com