Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Papua Penting bagi Partai Kebebasan Belanda?

Kompas.com - 29/10/2011, 14:23 WIB

Rosenthal harus berani berkata, "Jika kalian tidak mau mendengar, kalian harus merasakan dampaknya. Penindasan terhadap kelompok-kelompok lemah Papua tidak bisa ditoleransi. Mereka tidak berdaya menghadapi kekuatan tentara Indonesia."

Jika Indonesia tetap tidak mau mendengarkan seruan itu, maka sanksi bisa diberlakukan Belanda. Juga jika itu bisa merugikan hubungan dagang antara kedua negara.

"Ini rakyat yang tidak berdaya. Lain hal jika ini menyangkut gerakan gerilya bersenjata berat yang menuntut pemisahan. Namun, ini hanya menyangkut orang-orang tidak berdaya yang hanya mau mengibarkan bendera. Untuk itu, mereka ditangkap, dipenjarakan, dan dianiaya karena menyanyikan lagu kebangsaan."

"Itu tidak bisa diterima," kata Kortenoeven. Walaupun demikian, ia juga menambahkan, tidak mau menyentuh integritas teritorial Indonesia, tetapi meminta pengertian atas keinginan otonomi kelompok-kelompok di Papua.

Ditambahkan, jika rakyat Papua menyatakan ingin lepas dari NKRI dan melakukan perjuangan kemerdekaan, menurut PVV, itu adalah sebuah perkembangan yang tidak diinginkan dan harus dipikirkan betul-betul.

Kelompok minoritas

PVV ingin agar hubungan antara Indonesia dan Belanda tetap berlangsung seperti sekarang. Namun, pada waktu bersamaan, Partai untuk Kebebasan ini juga ingin agar posisi kelompok-kelompok minoritas di Indonesia, seperti Papua, membaik.

"Kami ingin Indonesia berhenti menoleransi pembakaran gereja, kekerasan, dan ancaman terhadap kelompok Kristen yang kadang kala dilakukan pemerintah daerah."

Pemerintah pusat harus mengakhiri situasi itu. Pemerintah di Jakarta harus melindungi kelompok minoritas dari agresi pihak ketiga. Itu bisa pemerintah daerah, tetapi juga perseorangan. Pemerintah RI harus menjaga agar hukum ditegakkan. Demikian Wim Kortenoeven, anggota parlemen Belanda dari Partai untuk Kebebasan PVV, kepada John Tyler, wartawan Radio Nederland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com