Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Terus Diincar Sindikat Sabu

Kompas.com - 26/10/2011, 20:22 WIB
Herpin Dewanto Putro

Penulis

Wijaya mengatakan, selama ini sabu dari Afrika biasanya diantar kurir berkulit hitam. Namun saat ini kurir yang digunakan berkulit putih, dan seringkali berasal dari negara-negara yan g tidak masuk dalam catatan pemantauan narkoba. Dengan demikian, jaringan narkoba itu berharap para kurir ini tidak menarik perhatian petugas.

Tommy berpendapat, Afrika menjadi produsen sabu utama karena faktor ekonomi. "Karena faktor ekonomi ini pula, kurir sekarang dibayar 500 dolar AS saja mau. Dulu tahun 2006, bayaran kurir bisa mencapai 2.500 dolar AS," katanya.

Sabu menjadi sangat populer, ungkap Tommy, karena biaya pembuatannya murah dan harga jualnya tidak terlampau tinggi.

Peredaran sabu menggeser popularitas peredaran heroin dari Thailand pada tahun 2006. "Heroin di Thailand sudah tidak diproduksi lagi, sehingga pola peredaran narkoba pun berubah," kata Tommy.

Menurut Tommy, maraknya perdagangan sabu ini juga didukung masih tingginya pengguna narkoba di Indonesia, yaitu mencapai 3,6 juta jiwa. Jairngan narkoba pun merasa memiliki peluang pasar di Indonesia.

Direktur Penindakan dan Penyidikan Kantor Pusat Bea dan Cukai, Rahmat Subagio, menambahkan, cara paling efektif untuk mengatasi peredaran narkoba ini adalah dengan meningkatkan pengawasan, terutama di bandara. Sampai saat ini, pihaknya sudah mengadakan pelatihan di sejumlah daerah dengan materi utama peningkatan cara pemindaian barang dengan Sinar X.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com