Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Dosa Korporasi AS

Kompas.com - 12/10/2011, 02:30 WIB

Sebelum dia menghadapi meja hijau, dia sesumbar memiliki kemampuan analisis bagus sekali, yakni mampu memprediksikan arah pergerakan saham. Dengan analisis itu, dia dapat meraup keuntungan besar dari perdagangan sahamnya.

Nyatanya, dia sering mendapatkan bocoran informasi, bahkan mencuri informasi dari berbagai kalangan. Perdagangan dengan bahan informasi orang dalam atau yang sering disebut insider trading diharamkan di lantai bursa. Akibatnya, Rajaratnam terancam hukuman penjara. Para nasabah pun harus pasrah.

Kecurangan Bernie Madoff lain lagi gayanya. Dia menipu para investor dengan menggunakan skema ponzi. Madoff pun mengambil keuntungan pribadi dari aksi ini. Dia memiliki apartemen mewah, perhiasan, dan barang mewah lainnya. Skandal Madoff disebut-sebut sebagai skandal terbesar dalam sejarah finansial AS.

Skema ini hanya memutarkan uang dari investor baru untuk menutupi investor lama. Korbannya tidak hanya orang kaya, tetapi juga para pensiunan yang berharap dapat pensiun nyaman dengan uang yang mereka investasikan lewat karya Madoff. Impian mereka kandas karena uang pensiun mereka menguap di tangan Madoff.

Walaupun dikritik tidak memiliki kesatuan tuntutan, Gerakan Pendudukan Wall Street merupakan ungkapan kekecewaan warga AS. Mereka sedang menggugat karena merasa hak- haknya diingkari. Krisis finansial yang berakar dari surat utang berisiko tinggi (supreme mortgage) hingga kini belum sepenuhnya berakhir, malah membuat tingkat pengangguran menjadi 9,1 persen.

Gerakan yang bermula dari taman Zuccotti ini semakin merebak ke mana-mana. Pada hari Senin sebanyak 50 orang lagi ditangkap di Boston karena tak mengindahkan permintaan polisi agar berpindah dari tempat mereka berkemah.

Apakah gerakan ini mampu menggerakkan dan memurnikan nurani para eksekutif serta pemain di dunia finansial? (joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com