Bahkan, setelah tragedi Maspero, kalangan Muslim dan Kristen berdemonstrasi membentangkan spanduk, al-kanisah zay jami’, gereja ibarat masjid. Spanduk tersebut menegaskan cara pandang warga Mesir yang positif terhadap tempat ibadah, baik gereja maupun masjid. Ketika kalangan Kristen Koptik menyatakan akan berpuasa selama tiga hari setelah tragedi Maspero, kalangan Muslim pun menegaskan akan berpuasa sebagai rasa simpati dan empati.
Hakikatnya, mayoritas Muslim di Mesir dapat menerima keberadaan gereja. Hanya sebagian kecil yang menolaknya, terutama kalangan ekstremis.
Akan tetapi, yang perlu dipastikan oleh militer yang memegang mandat penuh pemerintahan transisi adalah menjamin kebebasan beribadah dan perlindungan minoritas melalui penegakan hukum. Pembiaran terhadap aksi-aksi kalangan ekstremis hanya akan meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi benih-benih intoleransi dan konflik sektarian dalam jangka panjang.