Aksi demonstrasi ini terjadi hanya sehari setelah oposisi parlementer Forum Rakyat Biasa (Common Forum) menyatakan akan mendukung peran PBB yang lebih tegas dalam rangka mengakhiri aksi kekerasan serta mengatasi jalan buntu politik di Yaman yang sudah berlangsung berbulan-bulan.
”Oh, dunia, mengapa dikau berdiam saat rakyat Yaman mati terbunuh?” demikian, nyanyian dilantunkan para demonstran saat mereka menuju Change Square di jantung kota Sana’a, basis pergerakan demokrasi selama Yaman bergolak.
”Kami menyampaikan pesan kepada Dewan Keamanan PBB, meminta agar mereka menekan (Presiden) Saleh dan pengikutnya meninggalkan tampuk kekuasaan,” ungkap pemimpin demonstran, Mohammad al-Assal, kepada AFP.
Di tempat lain, pada hari yang sama di Sana’a, belasan jurnalis Yaman pun melakukan aksi protes dengan caranya sendiri. Mereka melakukan aksi duduk, menuntut agar kolega mereka yang ditangkap pasukan loyalis jenderal pembelot Ali Mohsen al-Ahmar agar dilepaskan.
Mohammed Sudam, wartawan dari kantor berita Reuters yang sehari-hari bekerja sebagai penerjemah bagi Presiden Ali Abdullah Saleh, Jumat malam lalu, ditangkap di tempat pemeriksaan pasukan Ahmar dalam perjalanan pulang dari bandara selepas bertugas di Kairo, Mesir.
Ali Mohsen Ahmar sebenarnya adalah pembela para demonstran setelah divisinya membelot Maret lalu, tiga bulan setelah pecah aksi protes massa yang menuntut turunnya Presiden Abdullah Saleh. Sementara wartawan Reuters yang ditangkap pasukan Ali Mohsen Ahmar dicurigai lantaran ia adalah penerjemah Presiden Abdulah Saleh.
Sejak terjadinya aksi pembelotan Ali Mohsen Amar itu, memang kemudian menimbulkan suasana kekalutan tersendiri, lantaran seringnya terjadi aksi penculikan, baik terhadap perwira militer, pegawai pemerintah, maupun warga sipil.
Menurut juru bicara oposisi parlementer Common Forum, Mohammed Qahtan, pihaknya mendukung peran lebih tegas PBB, selain lantaran kalutnya politik di Yaman yang tak kunjung selesai, juga agar PBB menekan dengan paksa agar Presiden Saleh turun.
Campur tangan PBB ini, menurut Mohammed Qahtan, dinilai perlu setelah upaya regional—terutama inisiatif negara- negara Teluk—menemui kegagalan untuk memaksa turunnya Presiden Saleh.
Hari Minggu, dalam sebuah siaran radio, Presiden Saleh memang mengatakan berniat turun, tetapi rakyat tak memercayai Saleh akan melakukannya.
Desakan agar PBB segera turun tangan diawali Selasa ini dengan utusan Yaman Jamal Benomar ke PBB setelah ia gagal meraih kesepakatan dengan Dewan Kerja Sama Teluk untuk memaksa Presiden Saleh turun.
Akibat kekacauan politik berkepanjangan ini, Yaman kini