Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulang Tahun Ke-80 Tutu Amat Meriah

Kompas.com - 09/10/2011, 02:28 WIB

Namun, Zuma tetap menyanjung Tutu. Ia mengatakan, Tutu adalah tokoh nasional yang amat disegani dan nasihatnya selalu didengar. Selain itu, Tutu juga tokoh perlawanan yang menolak aksi kekerasan.

Kegagalan Afsel memberi visa kepada Dalai Lama dianggap sebagai simbol kegagalan ANC melanjutkan perlawanan pada apartheid, termasuk tekanan China dengan iming-iming investasi.

Lepas dari gangguan itu, Tutu juga dianggap terhormat oleh banyak elite. Ia juga tetap dianggap sebagai acuan integritas. ”Dia memiliki gravitasi, yang tidak dimiliki pemimpin lain. Ia mengatakan sesuatu yang siap untuk didengar orang lain,” kata Susan Booysen, pakar politik dari Wits University.

Pernah dihambat

Pamor Tutu dibangun sejak era apartheid berkuasa. Posisinya sebagai uskup di tengah penindasan membuatnya harapan warga. Ia menyerukan kesetaraan, termasuk pendidikan di negara yang kini berpenduduk 50 juta jiwa itu.

Karena kritiknya, dia pernah dihambat bepergian saat pemerintahan apartheid memblokir paspornya. Hal ini kemudian malah memunculkan kecaman internasional sekaligus dukungan luar biasa kepada Tutu.

Dia dikaruniai Nobel Perdamaian pada tahun 1984, dua tahun setelah dia menjadi Uskup Agung pertama dari warga kulit hitam di Cape Town. Setelah itu, tuntutan memuncak pada pemerintahan kulit putih agar bernegosiasi dengan ANC. Hal ini kemudian berdampak positif berupa pembebasan Nelson Mandela pada tahun 1990. Mandela kemudian menjadi Presiden Afsel.

Saat Mandela berkuasa pada tahun 1994, Tutu diangkat menjadi Ketua Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi, lembaga yang mengevaluasi penyalahgunaan kekuasaan apartheid.

Setelah pensiun sebagai Uskup Agung satu dekade lalu, Tutu mendirikan yayasan yang bernapaskan perdamaian dan sibuk memberikan nasihat politik kepada beberapa pemimpin dunia. ”Tutu tetap memiliki tempat di sanubari warga,” kata Nic Borain, analis politik Afsel.

Semua pujian mengalir saat perayaan ulang tahun di gereja lewat pidato-pidato sejumlah undangan. Terkadang Tutu terlihat menangis dan air matanya diseka dengan sapu tangan oleh istrinya, Leah (56).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com