Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wayang dan Sasando Bertemu di Melbourne

Kompas.com - 05/10/2011, 04:28 WIB

Berlatih angklung

Festival ini terlihat tidak hanya pasif memberi suguhan kesenian bagi khalayak Melbourne. Namun juga aktif, dengan memanfaatkan banyaknya masyarakat Melbourne yang mengenal budaya Indonesia seperti seni gamelan dan tari diajak terlibat untuk pentas dalam festival. Kelompok musik angklung dari kantor Konsulat Jenderal di Melbourne, membagi-bagikan musik angklung kepada penonton dan secara spontan mengajak berlatih bermain angklung. Dalam waktu setengah jam, secara massal sudah mampu menyanyikan sebuah lagu sederhana dengan kompak.

Bahkan kelompok tari DKI Jakarta, lewat tarian Sesundaan mengajak penonton untuk menari jaipong secara massal. Saat pentas siang hari di alam terbuka di Crown Intertainment Kompleks yang terletak di tepian Sungai Yana yang membelah kota Melbourne, kelompok tari dari Yogyakarta membagi-bagikan peluit tradisional yang terbuat dari bambu dan serentak mengajak penonton untuk berlatih menyembunyikan peluit itu.

Dengan penyelenggaraan festival Indonesia, boleh dikata warga telah menemukan pintu Indonesia, tinggal bagaimana menindaklanjutinya agar warga Australia umumnya bersedia masuk lebih banyak lagi ke Indonesia. Itu dibenarkan Noviendi yang dengan yakin menyatakan, ”Indonesia adalah tempat tujuan yang aman bagi masyarakat Australia. Bali memang tujuan terbesar, namun dengan festival ini kami akan menggunakan kebesaran Bali, untuk menarik turis tidak hanya ke Bali, tetapi juga ke daerah lain.”

Sebagaimana dikatakan juga oleh Vinsensius Jemadu, Deputy Directur of International Promotion for Amerika & Public Region, target kunjungan wisata ke Indonesia sampai tahun 2012 nanti bisa mencapai 10 juta wisatawan mancanegara. Harapan kunjungan terbanyak memang dari turis Australia, China, Malaysia, dan Singapura. ”Untuk Eropa kami kurang berharap, karena kondisinya sedang kritis dan waktu perjalanan ke Indonesia yang memakan waktu lama,” katanya.

Harapan agar warga Australia meningkatkan kunjungannya ke Indonesia itu, diungkapkan oleh Acting Konsul Jenderal RI di Melbourne Hadi Sapto Pambrastoro, tahun lalu kunjungan warga Australia ke Indonesia sekitar 800.000 orang. ”Pemerintah menargetkan tahun ini naik 45 persen, dan itu angka yang rasional,” jelasnya.

Di balik upaya Indonesia meningkatkan kunjungan warga Australia ke Indonesia, antusias warga negara itu memang ada. Seperti dikatakan Thana Suphiah, guru Rowville Secondary College–setara SMA-di Melbourne, selepas menyaksikan workshop tari oleh seniman–seniman Indonesia di sekolahnya. ”Indonesia fantastik, Sangat kaya akan budaya. Seni-seni tradisi yang ada itu menunjukkan realitas Indonesia yang beragam. Budaya itulah pintu masuk ke Indonesia. Bahkan saya berharap Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa kami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com