Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Bantah Bunuh Rabbani

Kompas.com - 03/10/2011, 08:07 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com — Pakistan dengan tegas membantah tuduhan Afganistan yang mengaitkan Dinas Intelijen Antar-Lembaga (ISI) Pakistan dengan orang yang membunuh mantan Presiden Afganistan Burhanuddin Rabbani.

"Pakistan dengan keras membantah tuduhan tanpa dasar Menteri Dalam Negeri Afganistan Bismillah Mohammadi mengenai keterlibatan ISI dalam pembunuhan Burhanuddin Rabbani," kata Kementerian Luar Negeri di Islamabad, Minggu (2/10/2011).

Reaksi itu dikeluarkan beberapa jam setelah satu pernyataan dari istana presiden Afganistan menyatakan, pembunuh Rabbani adalah warga negara Pakistan.

Menurut pernyataan tersebut, "Bukti menunjukkan bahwa kematian Rabbani pada September dirancang di Quetta, Pakistan, dan orang yang melakukan serangan bunuh diri terhadap Rabbani adalah warga negara Pakistan".

Pernyataan itu menambahkan, pembunuh tersebut  tinggal di Chaman, kota kecil di perbatasan Pakistan, dekat Quetta.

Pakistan mempertanyakan bukti yang diserahkan ke kedutaan besarnya di Kabul, ibu kota Afganistan, dan menggambarkan Rabbani sebagai kawan akrab Pakistan yang sangat dihormati di negeri tersebut.

Rabbani, pemimpin Dewan Perdamaian Tinggi, yang diangkat Presiden Hamid Karzai, dibunuh oleh seorang pengebom bunuh diri yang bersorban di rumahnya di Kabul pada 20 September. Pelaku mengaku sebagai utusan Taliban yang membawa pesan khusus. Seperti diketahui, Rabbani adalah ketua tim perunding Pemerintah Afganistan dengan Taliban.

"Menteri Dalam Negeri Afganistan tidak menyoroti fakta bahwa pembunuh itu dan orang yang mengurusnya telah berkeliaran di Kandahar dan Kabul untuk waktu cukup lama," demikian antara lain isi pernyataan Pakistan.

"Menteri Dalam Negeri Afganistan tak mengatakan bahwa pembunuh itu telah empat hari berada di wisma tamu Dewan Perdamaian Tinggi, yang dikelola oleh orang Afganistan yang dekat dengan Burhanuddin Rabbani," katanya.

"Pembunuh tersebut juga tampaknya tak menjalani pemeriksaan tubuh sebelum pertemuan itu. Semua fakta ini adalah bagian dari pengakuan yang diserahkan ke kedutaan besar oleh agen dinas intelijen Afganistan," katanya.

"Kementerian Luar Negeri menyebut pernyataan Mohammadi "sangat disesalkan" sebab Perdana Menteri Yousfuf Raza Gilania telah menawarkan kerja sama dalam penyelidikan tersebut, selama kunjungannya baru-baru ini ke Kabul.

"Dari pada mengeluarkan pernyataan yang tak bertanggung jawab, mereka yang berada dalam posisi pemerintah di Kabul mesti sungguh-sungguh menyampaikan mengapa semua orang Afganistan yang ditempatkan bagi upaya perdamaian dan untuk berhubungan dengan Pakistan secara sistematis dihilangkan dari arena dan dibunuh."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com