Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main ke Bukit Lenin, Ingat Kejayaan Komunis

Kompas.com - 30/09/2011, 11:00 WIB

Di bagian kanan jalan yang berdempetan dengan lereng bukit, sengaja dibuat trotoar yang lebarnya 15-an meter sepanjang jalan. Di tengah-tengahnya terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan aneka souvenir khas Rusia seperti boneka matrioshka, jam kuno zaman komunis, topi bulu hingga gantungan kunci.

Semua berjajar rapi dengan lapak yang sama. Terlihat para pengunjung megerubungi semua lapak yang ada sambil menawar. Maklum saja harga suvenir di sini setinggi langit sehingga bagi yang ahli menawar, harga bisa turun dibawah 50 persen.  

Dari belakang para penjaja inilah para pengunjung biasanya mengambil gambar dan berfotoria dengan latar belakang kota Moskwa. Pemandangan yang tercipta oleh alampun tidak kalah eloknya. Dari bukit ini terlihat hutan Lenin yang cukup luas diakhiri dengan aliran Sungai Moskow yang tenang.

Di sebelahnya terlihat aneka gedung kota menjulur ke langit. Hebatnya lagi, menghadap ke kota kita akan dapat melihat ”saudara-saudanya” MGU Building yang berada persis di belakang kita. Dari sini juga bisa dilihat stadion sepakbola Lutsniky yang merupakan kembaran dari Gelora Bung Karno.  

Untuk melengkapi alam rekreasi pada era 50-an, pada lereng bukit dibangun peralatan ski jumping baik untuk musim panas maupun ketika dipenuhi salju. Para atlet yang sudah meluncur turun itu dapat kembali naik dengan peralatan gondola yang disediakan. 

Meluncur dari bukit Lenin ini sungguh menakjubkan karena para atlet seolah akan terbang lepas landas dan mendarat di Sungai Moskwa atau di tengah-tengah kota.   Menuruni bukit Lenin dengan ketinggian sekitar 250 meter merupakan keasyikan tersendiri.

Jalan berkelok dengan tangga yang berjumlah ratusan. Di sisi kanan dan kiri aneka pohon besar berdiri tegak. Angin semilir menerbangkan ribuan daun kuning pada setiap menitnya.

Kotornya dedaunan di tanah menambah keunikan dari alam nan elok tersebut. Tiba di bagian bawah, para pengunjung disuguhi dengan danau yang masih dihuni oleh aneka bebek warna-warni. Sepanjang jalan setapak beberapa saung dan kursi panjang siap dipakai untuk melepaskan penat.  

Ada sejumlah pengumuman terpampang dengan perawatan yang baik. Di hutan kecil ini rupanya terdapat aneka binatang dan tumbuhan yang dilindungi. Mulai dari burung hingga jamur. Semua hanya boleh dilihat dan difoto, tidak diambil dan dimiliki. Bahkan memberikan makanan kepada hewanpun tidak diperbolehkan.  

Dari sisi bawah juga, para pengunjung dapat menikmati pemandangan luncuran ski jumping yang dilakukan di atas sana. Para atlet seolah sedang berlaga dengan para supporter yang berada di bawah. Mereka mengangkat tangan sebelum meluncur dan ketika sampai dibawah mendapatkan hadiah tepukan tangan meriah.

Di musim gugur pada bulan September-Oktober ini, semua orang menunggu babeleta, atau di Amerika dikenal dengan Indian Summer. Ketika temperatur mulai merosot ke angka 10 derajat, tiba-tiba akan naik kembali ke angka 20 derajat Celcius dalam hitungan satu dua hari. Matahari juga mencorong tajam.

Pada saat itulah penduduk Moskwa dan para pelancong beramai-ramai menuju Bukit Lenin. Mereka merayakan golden shakehand matahari. Mereka menyatakan selamat tinggal (daswidaniye) kepada sang mentari. Mereka menyatakan siap menghadapi musim dingin yang akut sampai minus 30 derajat.

(M. Aji Surya adalah diplomat Indonesia pada KBRI Moskwa, ajimoscovic@gmail.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com