Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Main ke Bukit Lenin, Ingat Kejayaan Komunis

Kompas.com - 30/09/2011, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Siapa yang tak mengenal Lenin, salah satu penguasa masa kejayaan komunis pada awal era Uni Soviet. Sosok yang dikenang oleh semua  kalangan di Rusia sampai saat ini. Bahkan, puncak tertinggi di Moskwa pun diberi mana Bukit Lenin, atau Leninsky Gory.

Meski era komunis telah enyah dan digantikan oleh era keterbukaan, namun bukan berarti simbol-simbol komunis harus dihilangkan atau diterlantarkan. Bangsa besar yang bernama Rusia rupanya tahu bagaimana harus menghormati pendahulunya. Itulah mengapa sampai saat ini Lenin masih dikenang.

Datanglah ke lapangan merah di Moskwa. Di sana tertidur sebuah jasad Lenin yang sudah diawetkan dan disemayamkan dengan damai. Dengan pakaiannya yang masih lengkap seolah ia menerima tamu setiap hari. Ditingkahi dengan lampu yang sedikit temaram dan dijaga oleh beberapa prajurit, suasana yang tercipta demikian magis.

Siapapun boleh berkunjung dan berziarah, tanpa dipungut biaya sepeserpun. Seperti ular, berderet-deret peziarah bersedia ngantri hanya untuk seperempat menit melihat wajah sang legendaris. Inilah ziarah wajib yang harus dilakukan semua pelancong yang datang ke kota Moskwa. Menghadap sang pemimpin komunis.

Jangan salah, di hampir semua kota di Rusia, patung Lenin masih terpasang dengan gagahnya. Rata-rata dalam ukuran yang sangat besar dan di lokasi yang sangat strategis. Biasanya di tengah lapangan dan menjadi centre of attention. Patung itu ada di Moskwa, Petersburg, Kazan, ataupun kota kecil seperti Pyatigorsk.

Bahkan, banyak tempat masih menggunakan nama sang pemimpin masa lalu itu. Di Moskwa misalnya, salah satu jalan yang terbesar dinamakan Jalan Lenin atau Leninsky Prospect, stasiun kereta juga bernama Leningradky Vogzal. Uniknya, tidak ada yang mengeluh dan ingin merubah nama tersebut.

Pria yang dikenal dengan kepala botak dan berkumis tebal ini terlahir dengan nama Vladimir Ilyich Lenin pada tanggal 22 April 1870. Ia dikenal sebagai seorang tokoh revolusi, penulis, ahli hukum, ekonom, filosuf, pencetus Partai Komunis Soviet. Lenin juga pendiri Uni Soviet dan pemimpin kaum Bolcheviks (1917-1924) yang mengobarkan dan memenangkan perang sipil sebelum terbentuknya negara solsialis.

Yang jelas, Lenin waktu itu dianggap sebagai seorang tokoh pemberani yang telah mengalahkan kelaliman yang dilakukan oleh penguasa, Tsar. Banyak anggota keluarganya, termasuk bapaknya yang menjadi korban kebiadaban sang penguasa. Itulah yang kemungkinan mendorong Lenin muda untuk belajar tentang hukum dan filsafat karya Karl Marx dan Friedrich Engels.

Sebelum terjun dalam politik praktis, Lenin belajar hukum di Universitas Kazan dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Saint Petersburg. Lenin termasuk mahasiswa yang sangat cemerlang dan mampu menguasai Bahasa Latin, Yunani, Jerman, Perancis dan Inggris.

Bisa jadi, masyarakat Rusia meletakkan Lenin dari sisi keberanian dan intelektualitasnya yang tiadak ada keraguan. Sedikit banyak sejajar dengan kepakaran Peter the Great, Lomonosov ataupun pujangga Pushkin.

Bukit Lenin

Salah satu bukti penghormatan masyarakat Rusia terhadap Lenin, maka puncak bukit tertinggi di kota Moskwa dinamakan Bukit Lenin, atau Leninsky Gory. Inilah bukit yang sangat indah dengan pemandangan dan lanskap yang sangat elok. Tempat wajib kunjung bagi para pelancong manca negara.

Bukit Lenin bisa dicapai dengan mudah dari pusat kota, hanya diperlukan waktu sekitar 20 menit dengan kendaraan pribadi, atau setengah jam dengan angkutan umum.  Bahkan tidak jarang terlihat gerombolan anak muda menuju bukit itu dengan sengaja jalan kaki atau bersepeda sambil menikmati suasana alam dan lingkungan yang asri.  

Begitu belok kanan dari patung kosmonot Gagarin, terlihat jalur lebar yang dibelah dengan pepohonan yang diatur dengan rapinya. Baik jarak, besar dan rindangnya direkayasa sedemikian rupa sehingga semuanya menjadi mirip. Di musim gugur seperti saat ini, daunnya menjadi kuning dan setiap detik ada saja yang berjatuhan.  

Di tengah-tengah rentetan pepohonan tadi dibuat jogging track yang dilapisi dengan beton. Orang tua maupun anak muda terlihat menikmati di area ini baik dengan bercanda, memotret maupun membaca buku. Terlihat asyik sekali.  

Di bagian atas bukit Lenin suasana yang terbangun adalah perpaduan antara man-made dan God-made. Ciptaan manusia dan ciptaan Tuhan. Hanya dua kata yang mampu menggambarkannya: "luar biasa". Di sisi kiri terlihat lapangan sangat luas yang dibelakangnya berdiri bangunan kampus MGU atau juga sering disebut Moskow State University, atau Lomonosov University.

Universitas paling terkemuka di Moskow ini memiliki arsitektur dan nilai politis yang tinggi. Bangunan menjulang dengan gayanya yang modern pada tahun 50-an adalah salah satu dari the Seven Sisters atau Vysotki yang sangat terkenal itu.  

Diresmikan tahun 1953, gedung ini merupakan bangunan tertinggi (240 meter) di Eropa sampai dengan 1990 dan hingga kini masih merupakan bangunan universitas tertinggi di dunia. Pembangunannya dilakukan oleh 14.290 pekerja yang utamanya adalah para tawanan perang dan menghabiskan 40 ribu metrik ton baja.  

Gedung sangat megah bewibawa tersebut sengaja dibuat oleh Lenin dengan para arsitek pilihan saat itu untuk semata-mata menunjukkan bahwa Soviet tidak kalah dengan Amerika Serikat (The Manhattan Municipal Building, 1915) dan Inggris (The Royal Liver Building, 1911).

Penempatannya di bukit tertinggi di Moskwa tentulah bukan sebuah kebetulan semata, namun merupakan campur tangan orang nomor wahid di Soviet saat itu.  

Di bagian kanan jalan yang berdempetan dengan lereng bukit, sengaja dibuat trotoar yang lebarnya 15-an meter sepanjang jalan. Di tengah-tengahnya terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan aneka souvenir khas Rusia seperti boneka matrioshka, jam kuno zaman komunis, topi bulu hingga gantungan kunci.

Semua berjajar rapi dengan lapak yang sama. Terlihat para pengunjung megerubungi semua lapak yang ada sambil menawar. Maklum saja harga suvenir di sini setinggi langit sehingga bagi yang ahli menawar, harga bisa turun dibawah 50 persen.  

Dari belakang para penjaja inilah para pengunjung biasanya mengambil gambar dan berfotoria dengan latar belakang kota Moskwa. Pemandangan yang tercipta oleh alampun tidak kalah eloknya. Dari bukit ini terlihat hutan Lenin yang cukup luas diakhiri dengan aliran Sungai Moskow yang tenang.

Di sebelahnya terlihat aneka gedung kota menjulur ke langit. Hebatnya lagi, menghadap ke kota kita akan dapat melihat ”saudara-saudanya” MGU Building yang berada persis di belakang kita. Dari sini juga bisa dilihat stadion sepakbola Lutsniky yang merupakan kembaran dari Gelora Bung Karno.  

Untuk melengkapi alam rekreasi pada era 50-an, pada lereng bukit dibangun peralatan ski jumping baik untuk musim panas maupun ketika dipenuhi salju. Para atlet yang sudah meluncur turun itu dapat kembali naik dengan peralatan gondola yang disediakan. 

Meluncur dari bukit Lenin ini sungguh menakjubkan karena para atlet seolah akan terbang lepas landas dan mendarat di Sungai Moskwa atau di tengah-tengah kota.   Menuruni bukit Lenin dengan ketinggian sekitar 250 meter merupakan keasyikan tersendiri.

Jalan berkelok dengan tangga yang berjumlah ratusan. Di sisi kanan dan kiri aneka pohon besar berdiri tegak. Angin semilir menerbangkan ribuan daun kuning pada setiap menitnya.

Kotornya dedaunan di tanah menambah keunikan dari alam nan elok tersebut. Tiba di bagian bawah, para pengunjung disuguhi dengan danau yang masih dihuni oleh aneka bebek warna-warni. Sepanjang jalan setapak beberapa saung dan kursi panjang siap dipakai untuk melepaskan penat.  

Ada sejumlah pengumuman terpampang dengan perawatan yang baik. Di hutan kecil ini rupanya terdapat aneka binatang dan tumbuhan yang dilindungi. Mulai dari burung hingga jamur. Semua hanya boleh dilihat dan difoto, tidak diambil dan dimiliki. Bahkan memberikan makanan kepada hewanpun tidak diperbolehkan.  

Dari sisi bawah juga, para pengunjung dapat menikmati pemandangan luncuran ski jumping yang dilakukan di atas sana. Para atlet seolah sedang berlaga dengan para supporter yang berada di bawah. Mereka mengangkat tangan sebelum meluncur dan ketika sampai dibawah mendapatkan hadiah tepukan tangan meriah.

Di musim gugur pada bulan September-Oktober ini, semua orang menunggu babeleta, atau di Amerika dikenal dengan Indian Summer. Ketika temperatur mulai merosot ke angka 10 derajat, tiba-tiba akan naik kembali ke angka 20 derajat Celcius dalam hitungan satu dua hari. Matahari juga mencorong tajam.

Pada saat itulah penduduk Moskwa dan para pelancong beramai-ramai menuju Bukit Lenin. Mereka merayakan golden shakehand matahari. Mereka menyatakan selamat tinggal (daswidaniye) kepada sang mentari. Mereka menyatakan siap menghadapi musim dingin yang akut sampai minus 30 derajat.

(M. Aji Surya adalah diplomat Indonesia pada KBRI Moskwa, ajimoscovic@gmail.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com