Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pidato Lengkap Marty Natalegawa di PBB

Kompas.com - 27/09/2011, 07:40 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, Senin (26/9/2011).

Dalam pidatonya, Marty menyinggung beberapa hal seperti dukungan Indonesia terhadap Palestina, perubahan iklim dan Komunitas ASEAN 2015.  

Di bawah ini adalah teks lengkap pidato Marty Natalegawa, seperti dilaporkan wartawati Kompas Anastasia Joice Tauris Santi dari New York: 

Perkenankan kami menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Saudara untuk memimpin Sesi ke-66 Sidang Majelis yang penting ini. Perkenankan pula kami menyampaikan penghargaan kepada Bapak, Yang Mulia Joseph Deiss, atas kepemimpinannya pada Sesi ke-65 Sidang Majelis Umum PBB.  

Perkenankan kami pada kesempatan ini untuk memberikan selamat kepada Sekretaris Jenderal Ban Ki-Moon atas terpilihnya kembali sebagai Sekretaris Jenderal PBB. Kami juga mengucapkan selamat kepada Sudan Selatan telah menjadi anggota PBB.  

Saudara Presiden, Dunia kita terus dihadapkan pada berbagai tantangan, yaitu: dari ketegangan politik dan militer serta berbagai konflik - maupun ancaman dari senjata nuklir; dari ancaman-ancaman seperti tindakan perompakan dan terorisme; dari krisis keuangan dan ekonomi, dan dari kondisi yang terburuk dan paling mendasar, di berbagai penjuru dunia yaitu kemiskinan dan kelaparan yang sangat parah; dari ancaman kerusakan lingkungan hidup dan bencana alam, dari ancaman ketahanan pangan; dan energi; dari intoleransi dan diskriminasi, dan rezim-rezim otoriter yang melakukan penindasan terhadap keinginan demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.  

Saudara Presiden,  saya percaya di tempat yang mulia dan bersejarah ini, sebagaimana kita lakukan setiap tahun, kita harus mencari lebih dari hanya sekedar mengkaji apa yang sudah kita perbuat di masa lalu, menyesali kesempatan yang hilang dan menghitung berbagai capaian yang diraih.  

Seyogyanya, kita seharusnya dapat memastikan bahwa semua negara dapat maju ke depan sebagai bangsa-bangsa secara bersama (PBB) -  dalam mengatasi dan mengantisipasi berbagai tantangan ke depan - dalam mentransformasi tantangan menjadi peluang.  

Kesempatan bagi bangsa-bangsa untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip Piagam PBB.   Kesempatan untuk mendorong tata kelola hubungan internasional yang baru: hubungan yang mengedepankan semangat kemitraan daripada konfrontasi; dan hubungan yang mengedepankan upaya saling menjembatani, daripada mengedepankan jurang perbedaan. Negara-negara  yang secara agresif mendorong berbagai upaya perdamaian dan pembangunan.  

Saudara Presiden, Upaya mendorong perdamaian dan pembangungan di kawasan Timur-Tengah, kiranya langkah pertama dan yang utama harus dilakukan adalah mengkoreksi ketidakadilan sejarah yang telah dibiarkan berlangsung lama terhadap rakyat Palestina.  

Dukungan Indonesia terhadap kehendak dan hak-hak rakyat Palestina untuk hidup secara bebas, damai, adil dan bermartabat di tanah air mereka, telah berlangsung cukup lama dan tidak akan pernah berhenti.   Tentunya, Indonesia sangat mendukung keinginan Palestina untuk menjadi negara Anggota penuh PBB.Keanggotaan tersebut kiranya konsisten dengan visi solusi dua negara   yaitu suatu solusi damai, adil dan komprehensif di Timur-Tengah.  

Sungguh, fokus perhatian tinggi dunia terhadap isu Palestina saat ini, seharusnya disalurkan melalui cara yang konstruktif, menuju pencapaian kemitraan yang inklusif diantara negara PBB langkah yang menghasilkan pemenuhan tanggung jawab sejarah yang dibebankan kepada PBB.  

Saudara Presiden, Penolakan atas hak mendasar rakyat Palestina selama ini, menjadi semakin terlihat, dan hal ini bertolak belakang dengan transformasi demokrasi yang diharapkan di kawasan Afrika Utara dan Timur-Tengah.   Sebagaimana halnya negara - negara lain, Indonesia sangat prihatin atas kerugian yang dialami dan jatuhnya korban dari kalangan rakyat sipil yang tidak bersalah. Pertumpahan darah dan penggunaan kekerasan harus segera dihentikan.  

Oleh karena itu, pada akhirnya, suatu solusi politik harus dicapai. Hal ini berarti bahwa kondisi yang kondusif bagi rakyat untuk menentukan masa depan dan nasibnya sendiri harus didorong. Seperti untuk Libya, Indonesia mendukung Dewan Nasional Transisi dalam upayanya untuk mendorong terciptanya suatu transisi demokratis dan damai.  

Dalam satu atau lebih dekade sebelumnya, Indonesia, juga telah mengalami suatu proses perubahan demokratis yang bergejolak. Saat ini, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga, Indonesia telah meraih manfaat dari perubahan demoktratis tersebut. Untuk itulah, kami meyakini bahwa pembangunan politik, demokratisasi, harus menjadi prioritas agenda kita.  

Yang memungkinan negara-negara untuk  berbagi pelajaran dan pengalaman dalam perjalanan unik mereka menuju demokratisasi.  Untuk itulah, Indonesia mengambil inisiatif meluncurkan Bali Demokrasi Forum, sebagai satu-satunya forum antar-pemerintah untuk berbagi pengalaman, dan kerja sama, untuk pembangunan politik di Asia.  Sebuah forum kemitraan yang mendorong demokrasi.  

Saudara Presiden, Kemitraan Global merupakan kunci utama untuk mengatasi tantangan pembangungan. Untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan Milenium. Untuk mencegah munculnya kembali kelaparan sebagaimana yang saat ini kita saksikan di kawasan Tanduk Afrika.  

Kita harus secara bersama-sama bertindak secara terfokus dan berkelanjutan untuk memastikan ketahanan pangan bagi pihak yang paling rentan. Hal Ini berarti peningkatan investasi di sektor pertanian, riset dan pembangunan dan peningkatan produksi serta produktivitas.  

Saudara Presiden, Upaya mewujudkan Ketahanan Pangan mensyaratkan kita untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim. Komunitas internasional wajib menghasilkan komitmen politis untuk menghasilkan momentum dalam upaya mengatasi masalah perubahan iklim. Momentum menuju rezim perubahan iklim yang baru pasca 2012.  

Konferensi ke-17 negara pihak di Durban dan KTT Rio+20 di Brazil tahun depan harus berhasil.  Kita tidak perlu menunggu waktu tersebut.   Indonesia memiliki komitmen untuk pro aktif, menjadi bagian dari solusi global untuk perubahan iklim.  Melalui program REDD+, Indonesia menggunakan hutan alamnya sebagai bagian penting dalam upaya mitigasi.  

Saudara Presiden, Komitmen kita untuk bersama-sama bermitra dalam mengatasi perubahan iklim tidak boleh gagal karena ancaman krisis ekonomi dan finansial global. Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita harus mengambil langkah-langkah yang nyata.  

Reformasi tata kelola keuangan ekonomi dan internasional harus dipercepat.  Penguatan koordinasi kebijakan ekonomi nasional merupakan hal yang esensial. Kita harus belajar untuk keluar dari zona nyaman kita dan mengatasi permasalah kritis ini yang kita hadapi secara bersama-sama.   

Emerging economies yang sekarang berperan sebagai mesin penting pertumbuhan ekonomi global, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkontribusi dalam mencapai solusi.  

Saudara Presiden, tantangan yang kita hadapi merupakan tantangan yang besar dan tidak dapat dihindari.  Tetapi kita punya kesempatan dan kemampuan untuk mengatasinya.  Dan yang terpenting, kita harus mengubah tantangan-tantangan menjadi peluang.  

Mengingat tantangan-tantangan tersebut tidak dapat dipecahkan secara nasional, maka tantangan-tantangan yang ada seharusnya dapat memotivasi negara-negara untuk mendorong kemitraan dan kerjasama di antara mereka.  

Perkenankan saya untuk menggarisbawahi dua butir dasar dalam kaitan ini.   Pertama, kita perlu untuk memperkuat multilateralisme untuk mengatasi tantangan global.  

Hal itu berarti peran sentral dari PBB. Guna mengatasi tantangan baru dan yang akan  muncul, dan untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan baru, reformasi PBB merupakan kunci. Hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk membuat PBB tetap relevan. Satu-satunya jalan untuk dapat memastikan multilateralisme akan berkembang.  

Melalui reformasi kita harus memastikan PBB dan proses pengambilan keputusannya menjadi lebih efektif, transparan dan inklusif.  Kita harus terus senantiasa memperkuat Majelis Umum, ECOSOC, badan-badan di bawahnya termasuk Dewan HAM. Kita harus mendukung Peace Building Commission (PBC) sebagaimana PBC menolong negara-negara keluar dari konflik.  

Dewan Keamanan harus dapat merefleksikan situasi dunia saat ini dengan lebih baik. Dewan Keamanan harus lebih representatif, transparan dan efektif.Seluruh isu-isu kunci reformasi PBB harus dibahas sebagai bagian integral dari  paket komprehensif.  

Kedua,Kerja Sama dan Kemitraan antara PBB dan Organisasi Regional merupakan kunci untuk mengatasi tantangan global saat ini.   Untuk itu perlu adanya sinergi antara upaya global dan regional. Hal ini sungguh terbukti dalam pemecahan dan  pencegahan konflik yang terkait dengan tema Sidang Majelis Umum PBB tahun ini:  " Peran mediasi dalam penyelesaian sengketa dan pemecahan konflik secara damai".  

Di Asia Tenggara, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia telah bekerja secara terus menerus untuk mengembangkan kapasitas kawasan dalam mencegah dan mengatur konflik potensial dan memecahkannya. Upaya-upaya kami telah difokuskan tidak hanya untuk mengembangkan lebih lanjut mekanisme pencegahan dan pemecahan konflik dalam forum ASEAN, tetapi juga dalam mengembangkan dan menjaga tingkat kenyamanan yang dibutuhkan diantara negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan konflik diantara mereka sendiri.  

Sebagai hasilnya, Indonesia berharap bahwa Asia Tenggara akan tetap menjadi kontributor kepada keamanan dan perdamaian internasional; dan juga kepada pembangunan ekonomi dan kemakmuran.  

Di luar sub kawasan, dilandasi oleh kehendak yang kuat untuk yang kami harapkan untuk mencapai Komunitas ASEAN pada tahun 2015, ASEAN terus menjadi kekuatan pendorong dalam mempromosikan arsitektur regional Asia Pasifik yang kondusif untuk terciptanya menjaga stabilitas dan perdamaian regional. Kondisi yang memungkinkan negara-negara di kawasan untuk melaksanakan pembangunannya tanpa interupsi adanya perang dan konflik.  

Di dalam konteks kawasan saat ini, Indonesia memandangnya sebagai suatu kondisi yang ditandai oleh suatu keseimbangan dinamis. Tidak teradapat suatu kekuatan dominan yang mencoba untuk membuat blok politik dan mengelompokkan kawasan berdasarkan kelompok-kelompok geo-politis tertentu.

Namun kami ingin melihatnya sebagai suatu bentuk hubungan internasional yang baru dengan penekanan kepada keamanan bersama, kesejahteraan bersama dan stabilitas bersama.Pada bulan November mendatang di Bali, dengan partisipasi Federasi Rusia dan AS untuk pertama kalinya, East Asia Summit akan diselenggarakan sebagai bagian penting dari arsitektur regional tersebut.    

Sementara meneruskan upaya pembentukan Komunitas ASEAN dan terus melanjutkan peran sentralnya dalam menjaga lingkungan yang stabil dan damai di Asia Pasifik, ASEAN menempatkan dirinya dalam menghadapi tantangan dan visi baru, yaitu: mengembangkan kohesi yang lebih kuat dan dasar bersama untuk isu-isu global.

Sebuah ASEAN yang menjadi penyumbang bagi pemecahan berbagai masalah dan tantangan dunia.   Hal ini sejalan dengan tema ASEAN tahun 2011, yaitu "Komunitas ASEAN di dalam Komunitas Global Negara-negara".  

Saudara Presiden, Sebagai penutup, saya ingin meyakinkan bahwa Indonesia akan tidak pernah lelah dan berhenti mempromosikan prinsip-prinsip sebagaimana tercermin dalam Piagam PBB.Dalam meraih perdamaian.  Terima kasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com