Ramallah, Minggu -
Abbas mendarat di Ramallah, ibu kota politik Tepi Barat, pukul 18.00, setelah melakukan terobosan paling bersejarah bagi Palestina di Perserikatan Bangsa- Bangsa, New York, Jumat (23/9). Dia menyerahkan usulan kemerdekaan bagi Palestina sekaligus keanggotaan penuh di PBB ketika berpidato di sidang PBB.
Pidato Abbas di Majelis Umum PBB disampaikan tidak lama setelah ia secara resmi menyampaikan permintaan itu, disiarkan langsung di layar lebar yang didirikan di sejumlah pusat kota besar Tepi Barat. Abbas melakukan terobosan yang sangat diharapkan oleh rakyat Palestina.
Serikat pekerja Palestina menyeru anggotanya bergabung dengan perayaan penyambutan Abbas sebagai pahlawan. Kantor pemerintah tutup lebih awal untuk memungkinkan pegawainya hadir pada perayaan itu. Baik televisi negara maupun kantor berita milik pemerintah, WAFA, menyeru warga beramai-ramai datang berkumpul di Muqataa. Abbas berpidato di sini.
Di Jericho, warga berbaris menuju bus yang akan membawa mereka ke Ramallah. ”Saya hendak berterima kasih kepada Presiden Mahmoud Abbas. Sebelum dia berpidato di PBB, saya tidak peduli masalah politik. Setelah mendengarnya, saya mendapat pemahaman lebih baik mengenai kesulitan yang dihadapi presiden kami,” kata Anwar Ahmed, seorang pegawai Palestina.
Wartawan Kompas
Popularitas Abbas menanjak setelah dia berbicara di PBB, meminta agar PBB memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina. Sementara Israel belum mengeluarkan komentar mengenai usulan Kuartet tersebut.
Kuartet yang terdiri atas PBB, Uni Eropa, AS, dan Rusia mengusulkan agar kedua pihak membuat agenda untuk pembicaraan perdamaian dalam sebulan dan menghasilkan proposal yang komprehensif tentang perbatasan dan keamanan dalam waktu tiga bulan. Tenggat diberikan hingga satu tahun.
Dalam pidatonya, Abbas mengatakan, segala macam perundingan perdamaian takkan berhasil jika Israel masih menduduki Palestina. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pokok permasalahan kedua pihak bukan soal pendudukan, melainkan soal Palestina yang tak mau mengakui negara Yahudi.
Abbas ingin mengamandemen persetujuan ekonomi Paris antara Organisasi Pembebasan Palestina dan Israel. ”Persetujuan itu menghambat ekonomi Palestina dan pertumbuhannya. Persetujuan Paris tak mengacu pada Protokol Hubungan Ekonomi yang ditandatangani di Paris pada 1994 antara Israel dan PLO,” katanya.
Abbas berkomitmen membuka dialog berikutnya dengan Hamas yang menentang langkahnya di PBB. Dewan Keamanan PBB akan membahas usulan Palestina, Senin ini.