Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Ancam Tinggalkan AS

Kompas.com - 23/09/2011, 15:02 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar, Kamis (22/9/2011), mengatakan, Amerika Serikat menghadapi risiko kehilangan sekutu jika negara itu terus secara terbuka mengecam performa Islamabad dalam perang melawan fanatisme.

"Kau akan kehilangan sekutu," kata Hina Rabbani Khar kepada Geo TV di New York, Amerika Serikat.

"Anda tak bisa menjauhi Pakistan. Anda tak bisa menjauhi rakyat Pakistan. Jika Anda memilih untuk melakukan itu dan mereka memilih untuk melakukan itu, itu akan menjadi risiko mereka sendiri (Amerika Serikat)."

Khar menanggapi kesaksian di Senat oleh Kepala Staf AS Laksamana Mike Mullen, yang mengatakan bahwa badan tinggi intelijen di Pakistan memiliki hubungan erat dengan jaringan Haqqani, faksi paling aktif dan keras di kubu Taliban Afganistan.

Mullen, Kamis (22/9/2011), mengatakan, Dinas Intelijen Antar-Lembaga di Pakistan (ISI) memainkan peran dalam serangan 13 September terhadap Kedutaan Besar AS di Kabul, dengan mendukung gerilyawan yang dikenal sebagai jaringan Haqqani.

Jaringan itu, katanya, adalah "lengan sesungguhnya" ISI.

Serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Kabul adalah yang paling akhir dari serangkaian babak kekerasan yang telah menjadi pukulan bagi upaya AS guna mengakhiri perang Afganistan secara damai.

Komentar Mullen dan reaksi Khar menandai peningkatan luar biasa perang kata-kata antara kedua sekutu tersebut dalam perjuangan melawan kelompok fanatik dan, setidaknya secara terbuka, menandai titik rendah dalam hubungan mereka.

Hubungan AS-Pakistan belum lagi pulih dari permusuhan yang dipicu oleh serangan tanpa pemberitahuan oleh Pasukan Khusus AS sehingga menewaskan Osama bin Laden di kota Abbottabad, Pakistan, Mei lalu.

"Pada tingkat operasional, akan cocok untuk mengatakan ada kesulitan serius (antara kedua negara)," kata Khar kepada Geo TV.

Di dalam wawancara terpisah dengan stasiun televisi India, NDTV, Khar menyatakan, "Saling tuding takkan membantu. Mencari kambing hitam takkan membantu. Kami akan jadi negara matang yang bertanggung jawab yang memerangi terorisme dengan banyak kematangan."

Washington tak ingin melihat ketidakstabilan lebih jauh di negara yang bersenjata nuklir tersebut. Namun, dukungan di Kongres AS bagi penghentian bantuan atau pengajuan persyaratan lebih ketat dalam pemberian bantuan meningkat cepat.

Mike Mullen, Direktur CIA David Petraeus, dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton sudah bertemu dengan kolega mereka dari Pakistan dalam beberapa hari belakangan guna menuntut Pakistan mengendalikan gerilyawan fanatik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com