ANCONA, KOMPAS.com -Satu dekade berlalu pasca-tragedi serangan teroris ke menara kembar World Trade Center, New York. Namun, tanggapan pro dan kontra seputar kejadian tersebut masih terus bermunculan. Peristiwa tragis itu diketahui menewaskan sedikitnya 3.000 orang.
Dari Ancona, Italia, Paus Benediktus XVI, Minggu (11/9), menyerukan agar semua pemimpin politik di dunia bersama-sama menolak kekerasan, sekaligus godaan, untuk saling membenci dalam upaya mencari solusi atas persoalan itu.
Paus juga meminta para pemimpin dunia bersama-sama bekerja dengan masyarakatnya untuk menginspirasikan prinsip- prinsip solidaritas, keadilan, dan perdamaian.
Dalam suratnya kepada Uskup Agung New York Timothy Dolan, yang dipublikasikan lebih awal hari ini, Paus juga menyebut tragedi serangan teroris 9/11 adalah peristiwa terburuk yang pernah terjadi.
Hal itu terutama lantaran para pelaku teror di belakang peristiwa tragedi 9/11 itu mengklaim apa yang mereka lakukan adalah dengan mengatasnamakan Tuhan.
”Sekali lagi, dengan tegas harus dinyatakan, tak ada alasan apa pun yang bisa dipakai untuk membenarkan aksi-aksi terorisme,” papar Paus.
Lebih lanjut, Paus juga memuji rakyat AS atas keberanian yang mereka tunjukkan, baik ketika mereka menggelar operasi penyelamatan ketika itu maupun saat menunjukkan ketahanannya saat mencoba melanjutkan hidup mereka ke depan.
Kebohongan Bush
Sementara itu, dalam blog-nya, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, kembali melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut tak mungkin Muslim Arab mampu merencanakan dan menjalankan serangan 11 September 2001 terhadap AS.
Mahathir juga meragukan, bahkan mempertanyakan, tuduhan AS selama ini bahwa Al Qaeda-lah yang berada di balik serangan mengerikan tersebut. Ia menilai mantan Presiden George W Bush membuat kebohongan besar terkait hal itu.