Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Noda Tak Ingin Terjegal di Kuil Yasukuni

Kompas.com - 02/09/2011, 18:46 WIB

KOMPAS.com — Adalah hak bagi Jepang memiliki Kuil Yasukuni sebagai bentuk penghormatan bagi rakyatnya yang menjadi korban pada Perang Dunia II. Kuil yang berada di kawasan Chiyoda Tokyo itu, menurut kepercayaan agama Shinto, memang menjadi tempat tinggal 2.466.495 jiwa, termasuk 14 nama yang dinyatakan sebagai penjahat perang Kelas A setelah Perang Dunia II.

Kendati demikian, kuil ini menjadi salah satu titik sengketa pendapat antara Jepang, China, dan Korea Selatan (Korsel). Bagi Jepang, mereka yang diabadikan namanya adalah pahlawan. Akan tetapi, bagi kedua tetangga Jepang tersebut, para arwah di tempat itu terlibat dalam laku agresif Jepang saat Perang Dunia II tersebut. Kenyataannya, memang, China dan Korsel adalah jajahan Jepang dalam perang tersebut.

Kini, Jepang terkesan menjaga betul hubungan baiknya dengan negara-negara tetangga. Boleh jadi kemudian, dengan pilihan itu, urusan mengunjungi Kuil Yasukuni bakal berbuntut panjang. Apalagi jika yang berkunjung adalah orang nomor satu di pemerintahan Jepang, perdana menteri.

Mantan Perdana Menteri Jepang (mantan PM Jepang), Junichiro Koizumi, memang mengambil langkah berbeda dengan mantan PM Naoto Kan. Pada 2004, Koizumi memilih berkunjung ke kuil tersebut. Ujung-ujungnya, geram pun menjangkiti China dan Korsel. Konsekuensinya, berbagai hubungan di antara ketiga negara itu seakan-akan menjadi garapan untuk sebuah program peninjauan ulang.

Sebaliknya, Naoto Kan, selama masa pemerintahannya, justru memilih tak berkunjung ke situ. Alhasil, hubungan dengan China dan Korsel pun bak berjalan mulus dan kencang di jalan bebas hambatan.

Senada

Catatan Xinhua pada Jumat (2/9/2011) menunjukkan pernyataan PM baru Jepang Yoshihiko Noda soal Kuil Yasukuni. Sama seperti pendahulunya, Noda mengatakan tidak akan mengunjungi Kuil Yasukuni selama masa jabatannya. Kebetulan, Naoto Kan dan Yoshihiko Noda berasal dari partai sama, Partai Demokrat.

Dalam konferensi pers, Noda mengemukakan dua hal penting yang bakal diwujudkannya. "Saya akan mempererat hubungan dengan China dan mempercepat pemulihan Jepang pascatsunami dan gempa bumi," katanya.

Pilihan realistis Noda terhadap China diperkuat dengan anggapannya kalau Jepang harus membuat hubungan yang saling menguntungkan dengan mitranya tersebut. "Jepang juga harus tetap membangun hubungan strategis dengan China," terang Noda.   

Terkait pemulihan pascatsunami 11 Maret 2011, PM Noda memberikan prioritas utama dalam kinerja kabinetnya. "Saya percaya, pemulihan itu adalah prioritas utama," ujarnya.

Sebagai penerus Kan, PM Noda adalah perdana menteri keenam dalam kurun waktu lima tahun ini. Pria berusia 54 tahun tersebut adalah mantan menteri keuangan di kabinet Naoto Kan. Terpilih menjadi Ketua Partai Demokrat Jepang pada Senin (29/8/2011), Noda menjadi Perdana Menteri Jepang pada sehari berikutnya, Selasa (30/8/2011). (Josephus Primus - dari berbagai sumber)

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com