Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kan Buka Jalan Pemilihan PM Baru

Kompas.com - 27/08/2011, 04:07 WIB

Tokyo, Jumat - Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua Partai Demokrat Jepang, Jumat (26/8). Pengunduran diri Kan membuka jalan bagi pemilihan PM baru, yang akan menjadi pemimpin pemerintahan Jepang keenam dalam lima tahun.

”Saya mengajukan pengunduran diri sebagai pemimpin Partai Demokrat Jepang hari ini. Segera setelah pemimpin baru terpilih, saya akan mengundurkan diri sebagai PM dan kabinet bubar,” ujar Kan kepada anggota parlemen dari Partai Demokrat Jepang (DPJ).

Kan mundur setelah menjabat selama 15 bulan yang penuh turbulensi. Responsnya yang dinilai lambat dan kurang tegas setelah bencana gempa bumi, tsunami, dan kerusakan PLTN Fukushima, 11 Maret lalu, mengundang banyak kritik dan membuat popularitas Kan merosot.

Pemilihan ketua DPJ dijadwalkan berlangsung Senin. Parlemen Jepang akan mengesahkan ketua DPJ terpilih sebagai PM sehari kemudian.

Setelah lolos dari mosi tidak percaya, Juni lalu, Kan bersedia mundur dengan syarat parlemen menyetujui tiga undang-undang. Tiga UU itu mengatur anggaran untuk rekonstruksi pascabencana, UU anggaran keuangan, dan peraturan yang mempromosikan penggunaan energi terbarukan. Anggaran rekonstruksi telah disahkan bulan Juli dan dua UU terakhir disahkan kemarin sehingga Kan langsung mundur.

Setidaknya lima nama masuk bursa kandidat, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Seiji Maehara, Menteri Keuangan Yoshihiko Noda, dan Menteri Ekonomi Banri Kaieda.

Maehara (49), kandidat terpopuler, menentang kenaikan pajak untuk meringankan beban utang. Adapun sikap Noda lebih lunak soal kenaikan pajak. Keduanya akan berhadapan dengan Kaieda, yang didukung oleh Ichiro Ozawa, tokoh di balik layar pemilihan ketua partai dan pemimpin faksi terbesar di DPJ.

Faksi Ozawa didukung 130 anggota parlemen, yang cukup berpengaruh dalam pemilihan PM di parlemen dengan 398 anggota. Kemarin, Ozawa secara resmi menyatakan mendukung Kaieda, yang membuat pemilihan ketua DPJ semakin sengit.

”Pergantian kepemimpinan ini memberi impresi pada dunia bahwa kepemimpinan politik di Jepang tidak stabil,” kata Shinichi Nishikawa, profesor ilmu politik Meiji University, Tokyo.

”Pertanyaan yang muncul adalah siapa dua kandidat teratas, sepertinya Maehara dan mungkin Kaieda, serta bagaimana sikap kelompok lain pada pemilihan babak kedua,” ujar profesor ilmu politik Sophia University, Koichi Nakano.

PM baru menghadapi tugas berat membangun kembali Jepang pascabencana 11 Maret dan menggairahkan kembali ekonomi. Tugas berat lainnya adalah menyatukan kembali suara parlemen yang terbelah soal kebijakan energi pascabencana 11 Maret. (AP/afp/reuters/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com