Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NTC Galang Dana

Kompas.com - 26/08/2011, 04:03 WIB

Milan, Kamis - Dewan Transisi Nasional, NTC, sibuk mendekati negara lain agar mau memberikan bantuan dana untuk operasional calon pemerintahan Libya yang baru. Sementara itu, para analis berbeda pendapat mengenai kapan ladang minyak Libya dapat beroperasi normal.

Pemimpin NTC bertemu Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dan pimpinan perusahaan minyak ENI, operator minyak terbesar Libya, di Italia, Kamis (25/8). Italia berjanji mencairkan dana sebesar 350 juta euro untuk Libya pekan depan.

Perwakilan kelompok negara penghubung di Libya bertemu di Doha, Qatar, Rabu, untuk mendiskusikan penyediaan dana bantuan sebesar 2,5 miliar dollar AS yang diperlukan sebagai dana operasional dewan pemerintahan pemberontak dan membicarakan soal pencairan aset Libya yang dibekukan.

Pertemuan itu dihadiri negara penghubung, antara lain AS, Perancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Turki, serta diselenggarakan atas permintaan NTC. Tujuan pertemuan itu adalah membahas soal dana yang akan digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri sebelum akhir bulan ini.

”Negara-negara itu harus menjamin NTC dapat menerima sumber daya dan dukungan untuk melaksanakan kewajibannya terhadap rakyat Libya,” ujar Menteri Kerja Sama Internasional Qatar Khalid al-Attiyah.

Pertemuan juga membahas pencairan aset Libya yang dibekukan berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 26 Februari. Kelompok penghubung ini dibentuk pada 29 Maret, beranggotakan 30 negara serta organisasi internasional, termasuk Uni Eropa, PBB, dan Liga Arab.

Berebut konsesi

Pergantian kekuasaan di Libya tak hanya menyangkut soal pemulihan ekonomi. Libya adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di Afrika, yaitu 46,6 miliar barrel atau 3,4 persen dari cadangan minyak dunia. Saat gejolak politik terjadi, produksi minyak Libya langsung anjlok.

Sepanjang 2010, Libya memproduksi minyak 1,8 juta barrel per hari. Namun, dalam dua bulan terakhir, produksinya hanya 60.000 barrel per hari dan sebagian besar diserap kebutuhan domestik. Bank investasi Citigroup memperkirakan, Libya baru bisa kembali ke kapasitas normalnya pada 2012.

Perusahaan minyak Italia merupakan salah satu pihak yang paling getol memperebutkan konsesi minyak di Libya. Saham ENI naik 7 persen setelah menyatakan akan mulai memproduksi gas dan minyak sebelum musim dingin ini. Demikian pula saham OMV Austria dan Total Perancis naik 3-5 persen. Saham perusahaan minyak AS yang beroperasi di Libya juga naik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com