Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wangi Dupa untuk Korban KA China

Kompas.com - 29/07/2011, 18:14 WIB

KOMPAS.com — Harum dupa merebak persis dari bawah jembatan jalan di dekat kota Wenzhou, kawasan timur China. Selain dupa, taburan bunga pun ada di situ, tempat jatuhnya empat gerbong kereta api yang bertabrakan pada Sabtu (23/7/2011). Puluhan keluarga korban memang berkumpul di situ untuk merayakan penghormatan bagi para arwah insiden itu.

Sampai kini, menurut warta Xinhua pada Jumat (29/7/2011), kecelakaan mematikan itu membunuh 40 orang. Sementara sejumlah orang menyatakan kekecewaannya terhadap cara Kementerian Kereta Api menangani tragedi tersebut.

Sebaliknya, para pejabat memandang kerusakan sinyal kemungkinan menyebabkan kecelakaan. Enam gerbong keluar rel. Empat di antaranya jatuh dari ketinggian 20 sampai 30 meter, melukai sekitar 200 orang.

Kecelakaan ini memicu kemarahan warga atas kebijakan pemerintah untuk menggenjot percepatan pembangunan jalur kereta kecepatan tinggi. Pemakai internet dan bahkan sejumlah media pemerintah menuduh para pejabat lebih mementingkan pembangunan ekonomi daripada keamanan warga.

Salah satu kerabat korban mengecam cara Kementerian Kereta Api menangani perundingan ganti rugi dengan para keluarga. "Hari ini kantor pemerintah setempat mengatakan, jika kami tidak menandatangani (kesepakatan ganti rugi), mereka tidak akan berurusan lagi," kata Zhang Meilan yang kehilangan keponakan perempuannya.

"Mereka mengatakan, jika kami ingin menunggu, kami dapat menunggu di sini, tetapi mereka tidak akan memedulikan kami. Cara berpikir seperti apa ini?" kata Meilan lagi.

Kecelakaan terjadi empat tahun setelah kereta kecepatan tinggi pertama mulai beroperasi di China. Perdana Menteri Wen Jiabao yang mengunjungi tempat kejadian hari Kamis bersumpah akan menghukum berat pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com