Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko dan Tamatnya "News of The World"

Kompas.com - 14/07/2011, 03:43 WIB

Polisi Inggris membuntut aksi penyadapan Mulcaire, yang ternyata juga dilakukan terhadap sumber-sumber berita yang lain layaknya politisi, selebriti dan juga korban pemboman di London Juli 2005.

Terungkapnya aksi meretas dan menyadap yang dilakukan News of the World tersebut mengundang reaksi dan kemarahan dari organisasi Legiun  Veteran Inggris yang merasa tidak etis jika keluarga prajurit Inggris yang gugur di Irak dibuntuti dan disadap saluran teleponnya, memutuskan untuk tidak akan bekerja sama dengan News of the World apalagi memasang pengumuman atau iklan di suratkabar tersebut.

Pernyataan Legiun Veteran Inggris itu segera diikuti dengan pernyataan sikap yang sama dari beberapa perusahaan multinasional di Inggris untuk tidak memasang iklan di jaringan media massa milik kelompok Murdoch.

Murdoch yang kini berusia 80 tahun sudah mengumumkan sendiri penunjukan Joel Klein, yang memimpin News Corp yang membawahi jaringan News International untuk melakukan penyelidikan  skandal peretasan dan penyadapan ini. Dan, di balik kerugian finansial akibat News of the World harus dihabisi sendiri  masa hidupnya sebagai media cetak yang sudah berusia 168 tahun,  

Murdoch juga secara terbuka dan jujur berani dengan tegas dan jelas mengakui bahwa peretasan dan penyadapan telepon termasuk pembelian informasi oleh wartawan dari pihak kepolisian Metro London merupakan tindakan yang “tercela dan tidak bisa diterima”.

Kisah atau kasus harus diakhirinya masa hidup media cetak News of the World di Inggris yang telah berusia 168 tahun oleh pemiliknya sendiri merupakan pertanggungjawaban kelompok Murdoch kepada semua korban dari tindakan yang “tercela dan tidak bisa diterima” dari wartawan, redaktur dan pimpinan serta pemilik media cetak News of the World.

Ada aspek etika media dan dampak hukum dari tindakan peretasan dan penyadapan ilegal yang dilakukan wartawan News of the World bernama Clive Goodman dan Andy Coulson sebagai editor atau pimpinan redaksi juga harus bertanggung jawab karena menyetujui pembelian informasi dari pihak kepolisian Metro London, hal ini merupakan elemen baru dalam praktik jurnalistik investigasi yang tidak lazim.  

Keputusan Andy Coulson sebagai pimpinan redaksi untuk menyetujui peretasan dan penyadapan, menyetuji pembelian informasi serta menyewa jasa detektif swasta Glenn Mulcaire memang menyiratkan karakter jurnalistik investigasi (jurnalistik penyelidikan) yang masuk kategori “tercela dan tidak dapat diterima” karena investigasi tidak dilakukan sendiri oleh News of the World, tapi menggunakan jasa detektif swasta dan membeli informasi hasil sadapan pihak kepolisian London.

Dalam konteks kode etik jurnalistik wartawan Inggris (juga wartawan Indonesia), maka etika media dan dampak atau konsekwensi hukum kasus News of the World sudah termaktub di dalamnya, karena dari sisi kode etik dan  konsekwensi hukum bisa dikatakan hak privasi para korban peretasan dan penyadapan telah diambil paksa untuk mendukung lahirnya suatu produk yang kemudian "diklaim" layaknya kinerja jurnalistik.

Situasi semacam itu menggambarkan betapa perangai media (media behavior) telah menabrak pagar etika media (media ethics) sehingga dalam bahasa dan pendapat seorang guru besar jurnalisnik emiritus Universitas Missouri, Colombia, bernama John Calhoun Merrill dalam kata pengantar buku “An Ethics Trajectory, Visions of Media Past, Present and Yet to Come” (John M Kittross, 2007) bahwa kasus semacam News of the World dan awak medianya nyata-nyata telah mengabaikan dengan sengaja faktor-faktor kredibilitas, keseriusan, kepentingan publik dan informasi yang bersifat etis.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com