Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean BBM di SPBU Mulai Berkurang

Kompas.com - 10/07/2011, 14:36 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com - Antrean panjang kendaraan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Kota Bengkulu mulai berkurang setelah pemerintah daerah, aparat kepolisian, dan Pertamina terus meningkatkan pengawasan distribusi minyak.

Berdasarkan pemantauan, Minggu (10/7/2011) jika dibandingkan dalam sepekan terakhir ini antrean kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Bengkulu hampir mencapai tiga kilometer.

Sejumlah petugas operato SPBU juga mengatakan antrean kendaraan sejak Minggu pagi mulai berkurang. "Alhamdulliah hari ini antrean sudah mulai sedikit," kata Herwan, Supervisor SPBU di kawasan Rawa Makmur, Kota Bengkulu.

Ia menjelaslan, penyebab antrean panjang akibatk mayoritas warga panik dengan isu kenaikan BBM, padahal itu tidak benar.

Ada beberapa penyebab maraknya antrean, pertama disebabkan isu kenaikan BBM yang tidak diketahui sumbernya, kedua tingginya volume kendaraan bermotor dan mobil, ketiga, ditemukannya beberapa aksi ambil untung masyarakat yang membeli BBM berulang kali.

Ke empat ada juga beberapa waktu pasokan BBM tidak normal ke SPBU, kelima tidak tepat waktunya armada pengangkut BBM tiba di SPBU, ke enam faktor alur pelabuhan Pulau Baai yang dangkal.

"Memang ada permintaan kami 32 ton tapi hanya dipenuhi 24 ton oleh Pertamina, tiga hari yang lalu dikarenakan pelabuhan yang dangkal, sehingga kapal pembawa BBM tidak bisa merapat ke pelabuhan Bengkulu, tapi hanya satu kali itu saja selebihnya pasokan normal," tambahnya.

Hal yang sama juga diakui oleh Supervisor SPBU Kampung Bali, Aan. Menurutnya, memang pernah Pertamina tidak mememenuhi permintaan di SPBU Kampung Bali.

"Kami minta 16 ton tapi hanya dikirim delapan ton. Itu terjadi sebelum antrean panjang, saat ini permintaan kami selalu dipenuhi," katanya.

Sementara itu petugas operator SPBU di Jalan S Parman menjelaskan hingga saat ini pasokan BBM normal sebanyak 40 ton per hari. Antrean ini karena warga panik dan diduga ada juga aksi penimbunan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com