Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Korban" Bos IMF Seorang Pekerja Seks

Kompas.com - 04/07/2011, 16:15 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com Perempuan yang menuduh Dominique Strauss-Kahn memerkosa dirinya diduga marah ketika mantan bos IMF itu menolak untuk membayar layanan seksnya. Demikian kabar terbaru tentang skandal itu, seperti diberitakan The Daily Mail, Senin (4/7/2011).

Perempuan pelayan hotel yang sekarang dituduh bekerja sebagai pekerja seks komersial tersebut diduga telah berhubungan seks dengan Strauss-Kahn di kamar hotel di Sofitel, Manhattan, New York. Perempuan itu pada awalnya mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak tahu siapa sesungguhnya mantan Direktur Pelaksana IMF itu. Dia juga mengaku telah diperkosa di kamar Strauss-Kahn.

Namun, kasus yang menimpa jutawan tersebut menjadi berantakan setelah perempuan tersebut menyampaikan sejumlah kebohongan kepada para jaksa. Sumber-sumber terkini mengatakan, perempuan itu menyadari status penting Strauss-Kahn dan ia menjadi marah ketika pria itu menolak untuk membayar layanan seksnya.

Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan kasus tersebut mengatakan kepada harian New York Post, "Dia tahu Strauss-Khan seorang pria kaya, dan dia akan mendapatkan bayaran. Dia diberi tahu dan dia berpikir bahwa ini sebuah tambang emas."

Pelayan asal Afrika Barat itu mengatakan kepada polisi bahwa pada 14 Mei, mantan menteri keuangan Perancis itu memaksanya untuk melakukan seks oral ketika dia sedang membersihkan kamar Strauss-Kahn. Dia juga mengatakan, Strauss-Kahn dengan kasar meraba-raba payudara dan kemaluannya sehingga meninggalkan memar. Namun, sumber-sumber itu mengatakan kepada harian tersebut bahwa pelayan berumur 32 tahun ini secara teratur mendapat bayaran untuk jasa seks di hotel itu dan dia melakukan seks oral kepada Strauss-Kahn demi imbalan uang. Akan tetapi, ketika mereka selesai berhubungan dan perempuan itu menuntut bayaran, Strauss-Kahn menolak untuk membayar.

"Ada harapan mendapat uang setelah kejadian itu. Namun, ia (Strauss Kahn) menolak," kata sebuah sumber. "Strauss-Khan balik badan dan berpakaian. Dia tetap tinggal di ruangan bersama Strauss-Kahn ketika pria itu berpakaian selama sekitar sembilan menit."

Para jaksa menduga, penghinaan itu memicu kemarahan si pelayan. Meskipun dia mengatakan kepada polisi setelah melaporkan dugaan serangan itu bahwa dia tidak tahu siapa Strauss-Kahn, yang ketika itu disebut-sebut sebagai calon Presiden Perancis, ia dilaporkan bahwa pada keesokan harinya, ia berbicara melalui telepon dengan seorang narapidana pengedar narkoba tentang adanya potensi rezeki jika ia mengajukan tuntutan.

Sebuah surat dari para jaksa juga menunjukkan bahwa perempuan itu berbohong tentang apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu. Dikatakan bahwa, "Dalam sekian minggu setelah insiden itu didakwakan, pendakwa mengatakan kepada para detektif dan wakil jaksa wilayah dalam sejumlah kesempatan bahwa setelah terjadi kekerasan seksual… dia melarikan diri ke sebuah lorong utama di lantai 28 hotel dan menunggu di sana sampai ia mengamati terdakwa … memasuki lift." Pendakwa berkata bahwa dia kemudian memberi tahu penyelianya dan menunggunya. Pelayan itu kemudian menyampaikan versi itu kepada polisi dan dewan juri, tetapi akhirnya dia mengakui bahwa ia membersihkan kamar Dominique Strauss-Khan dan kamar di dekatnya sebelum melaporkan kejadian tersebut kepada atasannya.

Hasil temuan jaksa wilayah itu, yang menyimpulkan adanya masalah kredibilitas pada diri pendakwa, telah menyebabkan kasus itu berantakan dan Strauss-Kahn kemudian dibebaskan dari tahanan rumah.

Seorang jaksa senior yang terlibat dalam kasus ini pada hari Minggu mengatakan, "Penyelidikan berlanjut. Ini dapat menyebabkan penghentian penyelidikan, tetapi mungkin juga tidak," seraya menambahkan bahwa kantor jaksa wilayah belum memutuskan apakah akan melanjutkan kasus itu atau tidak.

Selain itu, juga diungkapkan bahwa si pelayan melanjutkan aktivitasnya sebagai pekerja seks ketika ia diinapkan di sebuah hotel di Brooklyn. Menurut harian New York Post, sejumlah pengunjung pria datang ke hotel pelayan itu pada minggu-minggu setelah penangkapan Strauss-Kahn. Sumber itu mengatakan, "Selagi dia berada di bawah pengawasan kami, ada sejumlah 'kencan' dan pertemuan di hotel yang disewa oleh jaksa wilayah. Itu kesepakatan besar untuknya. Dia tidak harus membayar biaya (hotelnya)."

Menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan itu, perempuan tersebut memiliki pelanggan pria dari berbagai kalangan, mulai yang kaya raya dan ditemui di Sofitel hingga sopir taksi. Beberapa klien juga memberikan perhiasan berharga kepadanya.

Sumber tersebut menambahkan, perempuan itu masih menginap di tempat yang disewa oleh kantor jaksa wilayah, tetapi tidak jelas apakah dia menginap di lokasi yang sama atau sudah berapa banyak uang yang telah dihabiskan untuk menyewa penginapannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com