Sekitar 100 orang berdemo di depan kantor Kedutaan Besar China di Hanoi, sementara 250 orang menggelar aksi protes di dekat kantor Konsulat China di Ho Chi Minh City. Mereka mengibarkan bendera Vietnam, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, dan membawa poster bertuliskan sentimen anti-China, seperti ”Stop Melanggar Wilayah Vietnam” dan ”Spratly dan Paracel adalah Milik Vietnam”.
”Kami protes demi perdamaian,” ungkap Quoc Dat (30), seorang demonstran. Meski demikian, Quoc memperingatkan, apabila China menyerbu masuk ke wilayah Vietnam, ”Mereka akan kalah.”
”Kami rakyat Vietnam rela mengorbankan segalanya dan melakukan segala daya upaya untuk mempertahankan tanah air suci kami. Kami minta China berhenti mengganggu kami,” seru Pham Viet Cuong, warga Hanoi yang ikut dalam aksi itu.
Di Ho Chi Minh City, demonstran membawa poster yang berisi protes terhadap ”invasi” China dan seruan untuk memboikot berbagai produk China. Seorang demonstran ditahan polisi di Ho Chi Minh City dan seorang reporter surat kabar luar negeri diusir di Hanoi. Secara umum, polisi tidak menghalangi aksi demonstrasi tersebut.
Ketegangan antara Vietnam dan China dalam kasus sengketa wilayah teritorial di Laut China Selatan terus memuncak dalam sebulan terakhir.
Tajuk rencana koran yang diterbitkan Partai Komunis China, Sabtu, memperingatkan Vietnam agar berhenti mencari gara-gara dengan China.
”Jika Vietnam terus membuat masalah dan berpikir bahwa semakin banyak masalah yang ia buat akan makin menguntungkan dia, kami benar-benar memohon kepada seluruh pembuat keputusan di Vietnam untuk membaca lagi (buku) sejarah,” tulis tajuk rencana tersebut.
Vietnam memang memiliki sejarah pahit hubungan dengan China. Negara itu dijajah China, tepatnya pemerintah Dinasti Han, selama sekitar 1.000 tahun (111 SM-978 M). China juga pernah menyerang wilayah perbatasan dengan Vietnam pada 1979 sebagai bentuk pembalasan atas invasi Vietnam ke Kamboja setahun sebelumnya.