Pada 1988, sedikitnya 70 pelaut Vietnam tewas dalam pertempuran laut dengan China di dekat Kepulauan Spratly.
China dan Vietnam sama-sama mengklaim Kepulauan Spratly dan Paracel sebagai bagian dari wilayah kedaulatan mereka. Sengketa berkepanjangan di Spratly juga melibatkan Brunei Darussalam, Malaysia, Taiwan, dan Filipina.
Beberapa tahun belakangan, China makin agresif dalam mempertahankan klaimnya, yang meliputi hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Pekan lalu, Filipina mengeluarkan tuduhan bahwa sikap agresif China tersebut merusak keamanan dan kedamaian di kawasan.
AS pekan lalu mengaku ”terganggu” dengan ketegangan yang terjadi di antara negara Asia ini. AS, yang tahun lalu menegaskan turut punya kepentingan dalam hal kebebasan jalur pelayaran di Laut China Selatan, mengharapkan semua pihak menemukan solusi damai atas sengketa tersebut.