Tripoli, Sabtu
Bab al-Aziziya terletak di Tripoli selatan, dikelilingi oleh tembok tinggi dan tebal. Biasanya selalu ada penjagaan ketat di sekeliling tembok oleh tentara terlatih, baik penembak jitu maupun pasukan berani mati.
Serangan bom dari udara terhadap jantung pertahanan Khadafy ini sudah terjadi berkali-kali. Pekan lalu, yang disebut sebagai serangan terbesar sejak intervensi aliansi Barat pada 19 Maret, NATO menyiram Tripoli dengan lebih dari 20 bom.
Serangan semakin intensif ke markas Khadafy dan berlangsung empat hari berturut-turut hingga Sabtu. Koresponden AFP mengatakan, bom kedua ke Bab al-Aziziya menghasilkan ledakan kuat dan menghantam sebuah barak militer. Rentetan ledakan merobohkan tembok dekat barak yang penuh gudang. Pihak berwenang di Libya mengatakan, barak telah dikosongkan sebelumnya.
Belum diketahui secara pasti di mana Khadafy dan pasukannya berada jika markas Khadafy telah dikosongkan. Rumor yang berkembang menyebutkan, Khadafy telah mengungsi sejak serangan NATO yang menewaskan putranya, Saif al-Arab, pada 30 April. Khadafy juga dilaporkan terluka dalam serangan itu, tetapi keterangan ini sulit diverifikasi.
Seolah hendak menepis semua hal tentang misteri keberadaan Khadafy, televisi nasional pada 12 Mei sempat menayangkan video Khadafy yang terlihat sehat menemui para pejabat di Tripoli. Hal ini menjawab keraguan publik mengenai keberadaannya setelah serangan bom NATO yang menewaskan putranya.
Ternyata itu penampilan Khadafy terakhir di layar televisi nasional. Tidak diketahui lagi keberadaannya sejak penayangan video Khadafy yang beberapa jam kemudian juga diikuti serangan NATO ke Bab al-Aziziya.
Bom-bom NATO, Sabtu, dijatuhkan tidak lama setelah para pemimpin Kelompok Delapan (G-8) dengan tegas mendesak Khadafy mundur. Pada awal krisis Libya, yang dimulai dengan aksi protes massa 15 Februari, Khadafy berjanji akan terus bertahan hingga tetes darah terakhir. Dia menilai Barat telah berpihak kepada oposisi yang disusupi kelompok garis keras. Dia bertahan membela kedaulatan negara.