Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadi Komunitas ASEAN

Kompas.com - 07/05/2011, 04:19 WIB

Kini—persisnya empat tahun lagi—kita menuju suatu Komunitas ASEAN yang lebih kompleks hambatan dan tantangannya, jauh lebih kompleks dan rumit daripada sekadar mengelola keberagaman komunitas Indonesia.

Dalam hal integrasi dan komunitas ekonomi, misalnya, sungguh tidak ringan tantangannya. Ketimpangan antarnegara atau perekonomian sungguh sangat lebar. Penduduk Singapura paling kaya dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar 52.872 dollar AS. Sementara Myanmar yang paling tidak kaya hanya mencatat pendapatan per kapita per tahun 1.138 dollar AS.

Secara rata-rata pendapatan per kapita per tahun penduduk ASEAN berada pada level 4.873 dollar AS. Indonesia saja yang penduduknya tercatat memiliki pendapatan per kapita per tahun sebesar 4.371 dollar AS—posisi kelima setelah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand—masih di bawah angka rata-rata ASEAN tersebut.

Nah, menyetarakan daya beli, setidaknya memperkecil kesenjangan antara negara terkaya dan paling tidak kaya itu saja sudah memerlukan perhatian serius dan kerja keras. Jika kesenjangan itu justru kian melebar, berarti spirit pembentukan Komunitas ASEAN gagal. Apalagi potensi semakin melebarnya kesenjangan itu juga ada lantaran dasar beranjaknya memang sudah berbeda-beda.

Hendaknya pembentukan Komunitas ASEAN tidak salah urus sehingga tidak memicu ketidakadilan baru yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik baru di kawasan ini. Saat ini saja sudah muncul rasa-perasaan tidak senang melihat dominasi suatu negara di bidang ekonomi, seperti di perkebunan, perbankan, dan telekomunikasi.

Hendaknya pula pembentukan Komunitas ASEAN itu tidak menimbulkan kecurigaan bagi mereka yang selama ini terpinggirkan secara alamiah atau karena regulasi bahwa pembentukan komunitas itu tidak lain dari agenda mereka yang sudah terbatas sumber dayanya untuk mengeksploitasi sumber daya yang ada di negara lain.

Memang integrasi ekonomi dan pembentukan komunitas ekonomi ASEAN bukan melulu tantangan. Di sana ada pula peluang besar yang terbentang luas untuk diraih.

Bagi Indonesia, misalnya, bagaimana pemerintah mesti meyakinkan masyarakat akan hal itu. Jauh lebih penting dari itu, bagaimana Indonesia dengan penduduk terbesar dan sumber daya alam terkaya di kawasan ini menyiapkan masyarakat untuk menjadi pemain dengan kekuatan seimbang dalam integrasi ekonomi, satu pasar dan satu Komunitas ASEAN, bukan sebaliknya, menjadi pecundang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com