Magelang, Kompas -
”Kami tidak mungkin berhenti latihan hanya sekadar memenuhi permintaan warga. Latihan di tempat itu hanya bisa dihentikan jika ada instruksi khusus dari Mabes TNI,” kata Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen Langgeng Sulistyono usai sertijab Komandan Batalyon Armed 3/105 Tarik di Magelang, Rabu (4/5).
Latihan selanjutnya dijadwalkan akan kembali dilaksanakan setelah Juni 2011. Menurut Langgeng, kewajiban TNI untuk semakin meningkatkan kemampuan dan keterampilan prajurit demi membela negara dan bangsa. Jika ada yang mencoba menghalang-halangi, maka sama saja orang tersebut mencoba melemahkan kekuatan TNI.
Dikatakan, selama ini TNI dan warga tidak pernah bermasalah. Bahkan, di sekitar areal latihan pun, TNI membiarkan warga menanam berbagai jenis hortikultura. ”Setelah sekian lama hidup berdampingan tanpa masalah, bentrok yang terjadi kemarin (beberapa waktu lalu) benar-benar mengejutkan dan di luar dugaan,” ujarnya.
Dari investigasi yang dilakukan TNI AD, tidak ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan personel di lapangan. Kalau kemudian personel memakai kekuatan senjata, menurut Langgeng, semata-mata sebagai bagian dari kewajibannya melindungi aset TNI AD, Kantor Dislitbang TNI AD berikut gudang penyimpanan sementara amunisi. ”Upaya perlawanan kami untuk melindungi Kantor Dislitbang TNI sudah dilakukan sesuai prosedur,” ujar jenderal berbintang dua itu.
Di tempat terpisah, Kepala Staf TNI AD Jenderal George Toisutta menegaskan, TNI AD berada dalam posisi yang benar karena tanah yang dipakai sebagai lokasi latihan merupakan milik TNI AD.