Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Saksi Mata Penyerbuan Osama

Kompas.com - 03/05/2011, 07:15 WIB

”Bahkan, dalam imajinasi terliar pun kami tak pernah menduga Osama bin Laden tinggal di rumah ini,” ujar Aurangzeb Khan, seorang sopir di kota yang menjadi salah satu lokasi tujuan wisata karena berhawa sejuk, berpemandangan indah, dan dianggap sebagai salah satu kota teraman di Pakistan.

Seorang warga, Mohammad Haroon Rasheed, mengatakan, serangan terjadi tepat pukul 01.15. Ejaz Mahmood, seorang penjahit di Abbottabad, mengaku mendengar satu suara ledakan, Senin dini hari, dan melihat bola api jatuh dari langit.

Suara itu diikuti serentetan ledakan lain, helikopter hilir mudik di udara, dan suara tembakan. Warga pun terbangun dari tidur dan berebut keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. ”Kami dengar suara sirene ambulans dan suara petugas keamanan berteriak. Kami lihat api keluar dari rumah itu. Semua orang ketakutan,” kata seorang warga yang takut menyebutkan namanya.

Mereka begitu ketakutan sehingga tak mengizinkan anak-anak berangkat sekolah pagi harinya. ”Polisi dan petugas keamanan lain menyisir seluruh kawasan dan kami tak boleh keluar rumah,” tuturnya.

Dijaga ketat

Menurut sumber intelijen AS, rumah yang dihuni Osama bin Laden itu dibangun sekitar enam tahun lalu di lokasi yang awalnya terpencil dari kawasan kota. Warga masih mengingat lokasi itu dulunya adalah kebun kentang yang dikelilingi hutan pohon kayu putih.

Rumah itu kini menjadi rumah terbesar dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya dan dikelilingi tembok setinggi 3,6-5,5 meter dengan kawat berduri di atasnya. Seorang tetangga, Mazhar Ahmed (40), mengatakan, ia pernah melihat kabel listrik terjalin dengan kawat berduri itu.

Selain dilengkapi dengan kamera monitor di setiap sudut, rumah itu juga dijaga ketat. Salman Riaz, seorang aktor film, pernah berniat shooting film di dekat rumah itu sekitar lima bulan lalu. Tiba-tiba dua pria keluar dari rumah itu dan melarang mereka mengambil gambar. ”Mereka bilang itu haram,” ujar Riaz.

Khan menambahkan, orang di sekitar rumah itu hanya tahu pemiliknya bernama Arshad. Ia biasa keluar rumah untuk membeli 10-15 roti di warung setiap jam makan.

Kini, rahasia penghuni rumah itu yang sesungguhnya sudah terkuak. Kedamaian pun tak lagi mewarnai Abbottabad. ”Kami stres. Kami khawatir dengan keselamatan kota ini (karena) sekarang jadi pusat perhatian dunia,” tutur Mahmood. (AFP/AP/WASHINGTONPOST.COM/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com