Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Osama bin Laden

Kompas.com - 02/05/2011, 15:39 WIB

Perang asimetris

AS dan sekutunya yang telah menuliskan kembali doktrin keamanannya, berusaha menyesuaikan diri dengan pendekatan baru dalam keamanan.

AS harus berubah dari gaya keamanan yang mengantisipasi konflik antarnegara ala Perang Dingin menjadi bentuk perang baru yang disebut 'perang asimetris' lintas negara melawan kelompok-kelompok kecil militan Islam.

Senjata Alqaeda bukan tank, kapal selam, atau kapal induk, melainkan alat-alat yang gampang ditemukan dalam kehidupan modern seperti internet yang digunakan untuk menyebarkan propaganda, pelatihan, dan rekrutmen.

Tetapi bagi bin Laden sendiri senjata yang paling fenomenal adalah penggunaan 19 pembajak pesawat yang kemudian mengubah pesawat penumpang yang mereka bajak menjadi peluru kendali yang menghantam gedung WTC dan Pentagon yang menjadi simbol ekonomi dan militer AS.

Hampir 3.000 orang tewas ketika dua pesawat menghantam WTC di New York, pesawat ketiga menghantam Pentagon, sementara pesawat keempat jatuh di wilayah pemukiman Pennsylvania setelah para penumpang dengan gagah berani melawan para pembajak.

"Amerika telah dihantam oleh Allah tepat pada salah satu organnya yang paling penting," kata bin Laden dalam sebuah pernyataan, satu bulan setelah serangan 11 September. Ia mengajak kaum muslim untuk bangkit dan bergabung dalam perang global antara "kaum beriman melawan kaum kafir".

Dalam pesan video dan suara, tujuh tahun setelah serangan itu, pemimpin Aqaeda itu terus memojokkan Washington dan para sekutunya.

Perdebatan tentang dia mewarnai semua topik dari Perang Irak hingga politik dalam negeri AS, dari krisis perumahan AS hingga perubahan iklim.

Akan tetapi selama hampir tiga tahun jarang antara rilis pesan videonya dengan pembuatannya membangkitkan spekulasi bahwa dia telah sekarat akibat penyakit ginjal atau bahkan tewas, tetapi pada September 2007 bin Laden tampil di layar kaca dan mengatakan bahwa AS adalah negara yang rentan terhadap serangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com