Lebih dekat dengan Indonesia, gempa di Padang, Sumatera Barat, pada setahun lalu. Berkekuatan 8,9, gempa itu juga merusakkan berbagai bangunan dan infrastruktur di kota tersebut. Kerusakan parah juga terjadi di Kabupaten Padang Pariaman, khususnya pada bangunan sekolah dan rumah penduduk.
Berangkat dari dua kenyataan tersebut, kalangan yang berkecimpung pada pembangunan infrastruktur memang banyak mendapat pelajaran. "Gempa Padang memang memberi inspirasi pada upaya membangun bangunan tahan gempa," begitu penuturan Deputi Direktur Duta Sarana Perkasa Widijanto RMA, Rabu (27/4/2011).
Fokus perhatian para ahli, sebagaimana penuturan Widijanto, memang pada rancang bangunan tahan gempa. Bangunan seperti itu memang dipercaya mampu mereduksi jumlah korban manusia tatkala gempa terjadi.
Lebih lanjut Widijanto mengatakan, perkembangan teknologi berhasil melahirkan panel berbasis superfoam dengan sisipan kawat baja. Cara yang dikenal sebagai M-System ini diklaim mampu membentuk fondasi kuat. Widijanto menerangkan, pihaknya menggunakan kata "bata bertulang" untuk sistem tersebut sebagai pengenal yang memudahkan masyarakat lebih cepat mafhum.
Kendati demikian, meski sudah masuk ke Tanah Air dari Italia sejak tiga tahun silam, teknologi dan produk ini memang masih menghadapi kendala pemahaman masyarakat, khususnya di daerah rawan gempa. Widijanto mengakui hal tersebut.
Hingga akhir tahun ini, produksi terus digenjot hingga mencapai 2.500 meter persegi setiap harinya. "Target untuk kawasan Indonesia timur juga sudah dipatok," kata Presiden dan CEO Duta Sarana Perkasa Nyoto Irawan menambahkan.
Sampai kini, terang Nyoto, pihaknya menyiapkan bagi masyarakat varian untuk tembok, atap, lantai, tangga, dan partisi. Jenisnya ada panel tunggal, dobel, hingga khusus.