Pada saat bersamaan, pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga menyerang posisi pasukan Khadafy. Hal ini turut membangkitkan gairah perlawanan kubu oposisi.
Pihak Eropa juga tetap berdiri di belakang oposisi. Menlu Italia Franco Frattini mengatakan, pada masa depan Khadafy dan putra-putranya tidak boleh lagi berpartisipasi dalam politik Libya.
”Tidak, saya tak bisa menerima itu. Saya kira Perancis dan Inggris juga tak mau menerima itu,” kata Frattini menjawab pertanyaan, apakah Khadafy dan putra-putranya masih diberi kesempatan terlibat politik Libya sekarang dan pada masa mendatang.
”Saya kira Khadafy harus mundur. Ini adalah syarat bagi kami untuk memulai rekonsiliasi nasional di Libya,” ujar Frattini lagi.
Di Jakarta, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) di Libya mendesak Pemerintah Indonesia lebih proaktif menengahi konflik di Libya. Mereka juga mengutuk intervensi militer negara asing ke Libya.
Hal ini disampaikan Ketua KKMI di Libya Miftakhur Risal dan Ketua PBNU Iqbal Sullam di Jakarta, Senin. Dalam acara yang sama hadir pula Himpunan Mahasiswa Libya di Indonesia yang menyatakan sikap mereka untuk tetap mendukung pemerintahan yang dipimpin Khadafy.(AFP/AP/MON/INA)