Gempa Jepang dan ECB Ganggu Bursa AS

NEW YORK, KOMPAS.com — Saham Amerika Serikat mundur kembali pada Kamis (7/4/2011) waktu setempat karena Bank Sentral Eropa (ECB) mengumumkan kenaikan suku bunga dan gempa bumi besar baru melanda Jepang, memperbarui kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebuah gempa 7,1 skala Richter melanda Jepang pada Kamis, meningkatkan keprihatinan babak baru atas masalah nuklir negara itu yang belum terselesaikan dan dampaknya terhadap perekonomian yang rapuh.

Indeks volatilitas CBOE Market, yang secara luas diterima sebagai alat ukur terbaik ketakutan di pasar, melonjak 2,8 persen setelah berita gempa.

Sementara itu, ECB pada Kamis mengumumkan bahwa mereka menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen untuk menangkis inflasi, menandai kenaikan pertama sejak Juli 2008.

Para analis percaya bahwa kenaikan suku bunga yang diharapkan  luas oleh ECB menandai awal dari serangkaian kenaikan sesudahnya.

Tindakan oleh pembuat kebijakan moneter Zona Euro juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah Federal Reserve akan mengikuti rekannya untuk menarik program stimulus saat ini.

Klaim awal untuk pengangguran AS terus turun pekan lalu. Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis bahwa klaim awal untuk bantuan pengangguran menyusut 10.000 menjadi 382.000, menunjukkan peningkatan di pasar pekerjaan berlanjut.

Menurut data Thomson Reuters, pengecer AS mencatat hasil penjualan yang kuat pada Maret, meskipun cuaca buruk dan harga bensin naik. Kebanyakan saham pengecer, termasuk Macy’s, JC Penny, naik pada Kamis.

Di antara mereka, Bed Bath and Beyond Inc adalah pemenang terbesar karena sahamnya melonjak lebih dari 11 persen, setelah memperkirakan pertumbuhan pendapatan setahun penuh akan mengalahkan ekspektasi Wall Street.

Indeks Dow Jones industrial average kehilangan 17,26 poin atau 0,14 persen menjadi 12.409,49. Indeks Standard & Poor’s 500 turun 2,03 poin atau 0,15 persen menjadi 1.333,51. Nasdaq Composite Index turun 3,68 poin atau 0,13 persen menjadi 2.796,14.